Harga Beras Naik di Bangli, Pemkab Diminta Turun Tangan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BANGLI.
Harga beras di Kabupaten Bangli terus mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini terjadi seiring lonjakan harga bahan kebutuhan pokok di berbagai daerah, yang dipicu oleh gagal panen di sejumlah wilayah pemasok akibat cuaca buruk.
Pantauan di Pasar Kidul Bangli, Senin (28/7/2025), menunjukkan bahwa harga berbagai jenis beras terus meningkat.
Untuk beras premium, harga per kilogram yang sebelumnya Rp14.000 kini naik menjadi Rp16.000. Sementara itu, harga per sak isi 25 kilogram melonjak menjadi Rp390.000, dari sebelumnya hanya Rp350.000.
Kenaikan juga terjadi pada beras medium, dari harga semula Rp13.500 menjadi Rp14.500 per kilogram. Untuk pembelian per sak isi 25 kilogram, kini dibanderol Rp330.000 hingga Rp350.000, dari harga sebelumnya yang hanya Rp320.000 hingga Rp325.000, tergantung jenis berasnya.
Ni Wayan Sariasih, salah satu pedagang di Pasar Kidul Bangli mengaku harus menghadapi keluhan dari para pelanggan setiap hari.
"Sejak kenaikan yang terjadi tak sedikit saya harus menangani berbagai komplin dari pelanggan. Tapi saya juga tidak bisa berbuat banyak karena kenaikan ini juga sama terjadi di mana-mana," ujarnya.
Baca juga:
Cegah Beras Oplosan, Tim Gabungan Sidak ke Pasar Kidul Bangli
Ia menambahkan, karena beras merupakan kebutuhan pokok, masyarakat tetap harus membeli meski harganya makin mahal.
Kenaikan harga ini dipicu oleh berkurangnya stok beras akibat banyak petani yang gagal panen. Hal ini berdampak pada pasokan dari daerah penghasil beras utama, sehingga memicu lonjakan harga di tingkat pedagang.
Baca juga:
Polda Bali Sidak Beras Oplosan, Ini Hasilnya
Dengan kondisi yang terus memburuk ini, pedagang dan masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan.
"Dengan terus melonjaknya harga beras di pasaran, diharapkan pemerintah segera mengambil langkah nyata agar kejadian ini tidak berlarut-larut. Karena dapat dipastikan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat," ujar Ni Wayan Sariasih.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/bgl