search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Konflik Thailand-Kamboja, Bali Berpotensi Jadi Pilihan Wisata Aman

Senin, 28 Juli 2025, 09:02 WITA Follow
image

beritabali/ist/Konflik Thailand-Kamboja, Bali Berpotensi Jadi Pilihan Wisata Aman.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Ketegangan yang terjadi antara Thailand dan Kamboja sejak akhir Juli 2025 mulai menjadi perhatian wisatawan asing. 

Meski pusat konflik berada jauh dari kawasan wisata populer seperti Bangkok dan Pattaya, rasa khawatir tetap membayangi sebagian turis mancanegara. Hal ini dinilai bisa berdampak secara tidak langsung terhadap dinamika pariwisata di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pulau Bali, sebagai destinasi favorit dunia, dinilai berpotensi menjadi alternatif utama bagi wisatawan yang mencari tempat liburan yang aman dan nyaman.

“Pola tersebut bisa saja terjadi karena turis ingin berwisata di tempat aman dan nyaman,” kata Sekretaris PHRI Bali Perry Markus di Denpasar, Sabtu, 27 Juli 2025 lalu.

Menurut Perry, penting bagi pelaku industri pariwisata di Bali untuk menangkap peluang ini melalui peningkatan kualitas layanan, promosi aktif di berbagai platform, dan penciptaan atraksi wisata baru yang menarik bagi pasar internasional.

Thailand selama ini menjadi pesaing utama Bali dalam memperebutkan pasar wisatawan mancanegara, dengan beberapa destinasi populer seperti Phuket, Chiang Mai, dan Pattaya. Namun situasi geopolitik yang tak menentu bisa mengubah peta kunjungan wisata secara signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, per Mei 2025 tingkat hunian hotel di Bali sudah menunjukkan tren positif, dengan okupansi mencapai 58 persen. Sementara rata-rata lama tinggal wisatawan—baik domestik maupun mancanegara—tercatat 2,61 malam.

“Kami harapkan selain okupansi juga diikuti lama tinggal wisatawan yang lebih lama,” ujar dia.

Dari sisi mobilitas, data dari PT Angkasa Pura I mencatat sebanyak 11,4 juta pergerakan penumpang terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sepanjang semester pertama 2025. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 11,2 juta pergerakan.

Menariknya, dari total tersebut, 7,2 juta di antaranya merupakan penumpang internasional. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara masih menjadikan Bali sebagai destinasi favorit di tengah kondisi global yang dinamis.

Bandara I Gusti Ngurah Rai juga tercatat sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia sepanjang 2024 dengan total 142 ribu pergerakan penerbangan. Uniknya, Bali menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang dilayani oleh maskapai pengguna pesawat super jumbo Airbus A380-800 untuk penerbangan reguler.

Sementara itu, laporan dari media asing VnExpress menyebutkan bahwa hingga kini kawasan wisata di Thailand belum terdampak secara langsung oleh konflik yang terjadi di perbatasan dengan Kamboja. Sejumlah wisatawan yang telah tiba di Bangkok mengaku belum melihat pengaruh konflik terhadap kegiatan pariwisata di kota tersebut.

"Sepertinya konflik belum memengaruhi pariwisata di Bangkok," kata Thanh Ha, wisatawan asal Hanoi yang tiba di Bangkok pada 25 Juli.

Hal serupa disampaikan Tran My, wisatawan lain yang mengunjungi Wat Pho, Wat Arun, Grand Palace, dan Safari World pada 23 Juli. (sumber: Tempo)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami