search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
14 Arak Bali Tembus Internasional, Produk Buleleng Ikut Masuk
Jumat, 20 Juni 2025, 22:32 WITA Follow
image

beritabali/ist/14 Arak Bali Tembus Internasional, Produk Buleleng Ikut Masuk.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Gubernur Bali Wayan Koster menyebut saat ini ada 14 produk arak Bali yang berhasil merambah pasar internasional. Salah satunya merupakan produk dari warga asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Hal itu diungkapkan Koster saat menghadiri lomba mixologi arak Bali, serangkaian memperingati Bulan Bung Karno tahun 2025, di RTH Taman Bung Karno, Kecamatan Sukasada, Buleleng pada Jumat (20/6).

Koster menjelaskan, 14 produk arak Bali itu awalnya dijual di toko bebas bea cukai atau duty free di Bandara Internasional Ngurah Rai. Dalam sebulan, produk tersebut mampu terjual hingga 4.000 liter. Kini, belasan produk itu sedang dalam proses ekspor ke pasar China.

"Laku sekali. Produknya dipajang di keberangkatan internasional. Sangat dinikmati, kemasannya juga bagus. Yang produksi itu salah satunya adalah pelaku usaha asal Buleleng," ungkap Koster.

Pejabat asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini menegaskan pentingnya terus mengembangkan arak Bali sebagai bagian dari identitas daerah dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Menurutnya, arak Bali bukan sekadar produk minuman, tetapi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Bali.

Pasca diterbitkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali, kini terdapat setidaknya 65 brand produk arak Bali yang telah memiliki izin edar dari BPOM dan pita cukai resmi.

"Dulu arak itu dianggap sebagai minuman yang harus diburu dan ditahan. Saya perjuangkan lewat peraturan gubernur agar legal. Bali alamnya ditumbuhi kelapa dan ental yang menghasilkan tuak. Jadi mata rantai kehidupan masyarakat. Minuman yg diproduksi rakyat sendiri kok di larang, tapi minuman lain didatangkan dari luar. Tidak adil," jelasnya.

Dalam lomba mixologi yang digelar serangkaian acara tersebut, juara pertama berhasil diraih oleh I Kadek Sudah asal Kabupaten Gianyar.
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami