Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
Karya Pedudusan Alit di Padangkerta Karangasem Digelar Lagi Setelah Ratusan Tahun Diapresiasi Bupati

beritabali/ist/Karya Pedudusan Alit di Padangkerta Karangasem Digelar Lagi Setelah Ratusan Tahun Diapresiasi Bupati.
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Desa Adat Padangkerta mengukir sejarah dengan kembali menggelar Karya Pedudusan Alit, Nubung Pedagingan, dan Ngeteg Linggih di Pura Puseh setempat.
Puncak karya berlangsung penuh khidmat pada Senin (6/10/2025), bertepatan dengan Purnama Kapat, dan menjadi momen yang sangat bersejarah karena upacara suci ini baru terlaksana kembali setelah ratusan tahun.
Bendesa Adat Padangkerta, I Gusti Ngurah Putra, mengungkapkan rasa syukur dan haru atas terselenggaranya karya besar ini.
“Leluhur kami telah melaksanakan Karya Pedudusan Alit ini sejak ratusan tahun lalu, namun baru kali ini kami bisa mengadakannya kembali. Ini momentum sangat berharga bagi seluruh krama,” ujarnya, Minggu (5/10/2025).
Rangkaian upacara dimulai sejak 30 September dengan ngentenang (nedunang) pedagingan, kemudian dilanjutkan dengan nuur betara tirta, melasti ke segara, mepepada, memben, hingga puncak karya pada Purnama Kapat. Karya kali ini tergolong besar karena menggunakan caru mancakelud dan caru manca sanak sebagai bagian dari upacara penyucian jagat.
Hadir dalam prosesi upacara memben, Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata (Gus Par) memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Desa Adat Padangkerta yang berhasil menggelar karya secara swadaya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Bupati Gus Par juga menyerahkan punia yang diterima langsung oleh Bendesa Adat, disaksikan para prajuru adat dan masyarakat dalam suasana penuh suka cita.
"Saya sangat mengapresiasi semangat dan gotong royong masyarakat Padangkerta. Karya ini bukan hanya simbol bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi, tetapi juga wujud pelestarian nilai-nilai adat dan budaya Bali. Semoga yadnya ini membawa kerahayuan dan kesejahteraan bagi seluruh krama,” kata Bupati Parwata.
Baca juga:
Bupati Gus Par Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Antiga Karangasem, Instruksikan Perbaikan Tanggul
Menurutnya, Karya Pedudusan Alit memiliki makna spiritual yang mendalam, sebagai bentuk penyucian jagat dan pemulihan keharmonisan alam semesta. Pemerintah daerah, kata Gus Par, akan terus mendukung pelestarian tradisi dan budaya di Karangasem agar tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi.
Usai melaksanakan persembahyangan bersama, Bupati Gus Par turut melakukan penandatanganan prasasti sebagai penanda resmi pelaksanaan karya suci tersebut.
Selain Bupati Karangasem, upacara juga dihadiri oleh anggota DPRD Provinsi Bali I Gusti Ayu Mas Sumatri dan Wakil Ketua DPRD Karangasem Kadek W. Kusmiadewi, yang turut memberikan dukungan dan doa bagi kesuksesan yadnya ratusan tahun sekali itu.
Editor: Redaksi
Reporter: Humas Karangasem
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
