Lima Polisi AS Tewas Ditembak Saat Aksi Unjuk Rasa
Sabtu, 9 Juli 2016,
07:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Dallas. Sebanyak 11 aparat polisi di Dallas, Texas, AS, ditembak, dan lima di antaranya tewas, pada Kamis malam (7/7/2016) waktu setempat atau Jumat (8/7/2016) WIB.
Insiden itu terjadi di tengah aksi unjuk rasa warga terhadap penembakan dua warga kulit hitam, Philando Castile di Minnesota dan Alton Sterling di Louisiana, pada pekan ini.
Sejumlah saksi mata mengatakan suara letusan senjata terdengar ketika para pengunjuk rasa menggelar pawai di tengah kota. Spontan para peserta unjuk rasa bubar dan mencari tempat berlindung.
Polisi setempat mengatakan bahwa ada empat orang yang diduga melakukan penembakan itu, tiga di antaranya berhasil diringkus sedangkan seorang lagi dilaporkan tewas bunuh diri.
Kepala Kepolisian Dallas, David Brown, meyakini semua tersangka bekerja sama, dan menggunakan senapan laras panjang untuk melakoni serangan ketika unjuk rasa menentang penembakan polisi terhadap warga kulit hitam berlangsung.
"Mereka bekerja sama dengan menggunakan senapan laras panjang, kemudian mengepung lokasi demonstrasi dari tempat yang tinggi," kata Brown dalam konferensi pers seraya menambahkan bahwa satu orang warga sipil juga terluka dalam insiden tersebut.
Hingga kini, polisi masih terus melakukan penyelidikan mengenai motif dari penembakan yang terjadi di tengah demonstrasi massal tersebut.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama yang tengah berada di sela-sela KTT NATO di Warsawa, Polandia, mengecam keras serangan tersebut.
"Tidak ada pembenaran untuk serangan semacam ini atau serangan terhadap para penegak hukum," tambah Obama.
Obama menegaskan, semua yang terlibat dalam pembunuhan para penegak hukum ini harus bertanggung jawab agar keadilan ditegakkan.
Ia melanjutkan, pembunuhan polisi itu sekali lagi memunculkan isu pengendalian kepemilikan senjata di AS setelah serangkaian penembakan.
"Beberapa hari ke depan, kita harus mempertimbangkan kenyataan ini. Saat ini, hari ini, kita fokus kepada korban dan keluarga mereka," tambah Obama.
Ia pun berpendapat bahwa insiden seperti itu tak seharusnya memecah belah polisi dan masyarakat yang dilayani polisi.
"Yang jelas penembakan-penembakan fatal ini bukan insiden tersendiri," katanya.
Oleh karenanya, menurut Obama, semua pihak harus bekerja sama untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan.
Seperti disebutkan sebelumnya, aksi unjuk rasa massal terhadap polisi AS mengemuka setelah kematian dua warga kulit hitam, Philando Castile di Minnesota dan Alton Sterling di Louisiana.
Pada Rabu (6/7/2016), Castile tampak ditembak polisi dan kemudian darah keluar dari tubuhnya. Kekasih Castile merekam kejadian ketika polisi tetap mengarahkan senjata dan menyiarkannya langsung di internet. Di dalam mobil juga terdapat seorang anak yang menyaksikan peristiwa itu.
Sedangkan sehari sebelumnya (5/7/2016), Alton Sterling ditembak mati oleh polisi di Baton Rouge, Negara Bagian Louisiana. [bbn/idc/psk]
Reporter: bbn/psk