Prostitusi di Bali Utara [3], Pelacur Jalanan Target ABG Hingga Bule
Jumat, 28 Juli 2017,
07:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Sangat menarik menyusuri praktek "esek-esek" di Bali Utara. Prostitusi atau pelacuran di jalanan juga kian marak, seiring dengan himpitan kebutuhan ekonomi dan kebutuhan hidup. Praktek pelacuran di jalanan ini sangat sulit dideteksi secara kasat mata. Namun tidak jarang para ‘pemainnya’ justru tampil berani tanpa malu-malu.
Praktek pelacuran jalanan ini kerap dijumpai di seputaran Kota Singaraja, pada beberapa keramaian ditengah malam hingga dinihari. Atau di beberapa tempat yang biasanya transaksi dilakukan secara tersembunyi. Dan jika berhasil, "eksekusi" bisa dilakukan dimanapun tergantung dari modal yang dimiliki. Biasanya praktek pelacuran jalanan ini menyasar anak-anak muda.
“Mau "main" dimanapun tidak masalah, ya kalau dihotel mungkin lebih aman, kadang-kadang ditempat terbuka juga, kalau itu tergantung dari yang diajak saja, di pinggir jalan tidak masalah asalkan aman saja,” ujar seorang perempuan berumur 30 tahun yang kerap mangkal di sebuah warung di Kota Singaraja.
Perempuan yang tidak mau menyebutkan namanya itu mengaku melakukan praktek pelacuran jalanan disamping untuk memenuhi kebutuhan ekonomi juga mencari kepuasan ‘berkencan’dengan anak baru gede.
“Bayaran nggak masalah pak, kalau ABG terkadang dikasi 50 ribu syukur dan terkadang juga ada yang gratis, tergantung 'mood' kita aja,” ucapnya kepada tim investigasi Klik Singaraja (Beritabali Network).
Selain di jantung Kota Singaraja, pelacuran jalanan juga terlihat di Kawasan Wisata Lovina. Biasanya praktek prostitusi ini melibatkan para pekerja tempat hiburan malam dan sasarannya biasanya para wisatawan maupun orang lokal.
“Suka tidak suka, ya mau gimana lagi ya, saya tidak punya keahlian khusus untuk bekerja di hotel atau di restaurant, pokoknya setiap malam selalu saja ada tamu yang mengajak menginap, kalau beruntung bisa sampai pagi,” ungkap Kadek N (25), yang mengaku lebih suka berkencan dengan bule.
Kadek N yang mengaku kost di Kawasan Wisata Lovina itu nekat melakukan praktek prostitusi itu sejak putus dengan pacarnya yang justru menikah dengan orang lain. Bahkan hampir tiga tahun dengan mantan pacarnya itu telah hidup bersama tanpa ada ikatan di Denpasar. Apalagi kemudian terjerumus dengan pergaulan bebas yang membawanya selalu ingin menikmati seks.
“Saya jadi ketagihan dan harus bercinta setiap malam, ini gara-gara pacar saya dulu yang akhirnya nikah dengan orang lain, saya frustasi dan ini sudah hampir tiga tahun saya lakukan, terkadang di denpasar , tergantung pesanan saja,” ujar Kadek tanpa malu-malu.
Bukan Kadek N saja yang melakoni hidup memberikan kepuasan luar dalam bagi pelangannya, namun masih ada beberapa perempuan-perempuan muda yang menekuni dunia esek-esek tersebut. Bukan materi semata juga yang menjadi tujuannya, namun kepuasan melakukan hubungan lawan jenis yang dicari mereka.
“Ngga juga mas, saya tidak terlalu ke materi, berapapun dikasi saya mau saja yang penting saya terpuaskan dan mau dimana juga terserah asalkan aman,” ucap Dewi (30) janda tanpa anak yang mengaku pernah berhubungan badan di sebuah pantai di Kawasan Lovina.
Kehidupan malam di Lovina juga memberikan keuntungan bagi Kadek N dan Dewi bersama teman-temannya yang terkadang mangkal di beberapa lokasi hiburan malam untuk mencari mangsa. Bule atau turis asing menjadi target sasaran utama mereka. Walaupun hanya berbekal bahasa yang pas-pasan, tidak menjadi kendala bagi mereka.
Berita Buleleng Terbaru
Reporter: -