search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bertahan Saat Pandemi, Made Wisuda Jualan Keripik Singkong
Sabtu, 31 Juli 2021, 21:50 WITA Follow
image

beritabali/ist/Made Hari Wisuda dengan produk keripik singkongnya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Dampak pandemi covid-19 selama setahun lebih membuat sejumlah pekerja pariwisata di Bali harus berusaha memenuhi kebutuhan hidup keluarga, seperti yang dialami I Made Hari Wisuda. 

Sejak pandemi mewabah, pria asal Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana harus putar otak demi mendapatkan penghasilan. Ia sempat mengikuti pelatihan selama  2 bulan untuk tenaga pertanian ke Jepang. Namun ternyata kasus covid-19 meningkat sehingga mengakibatkan lockdown sehingga tidak menerima tenaga kerja dari luar negeri. 

Senasib dengannya istri juga sejak Desember 2020 harus berhenti kerja di pariwisata. Setelah tidak mendapatkan pekerjaan jelas di Denpasar akhirnya Made pun berinisiatif membuat usaha kecil kecilan yaitu menjual camilan keripik singkong untuk bertahan hidup. 

Dengan modal nekat dan belajar membuat keripik dari internet Made Hari Wisuda akhirnya sedikit demi sedikit bisa menikmati usahanya ini. 

"Astungkara saya diberikan jalan untuk bertahan hidup di masa perekonomian yang sangat sulit ini. Dengan modal nekat dan pas pasan usaha sederhana ini saya lakoni dengan sabar dan tekun," Kata Hari Wisuda Sabtu (31/07/2021). 

Seiring waktu berjalan usaha keripik singkongnya mulai berjalan dengan lancar. Dari awalnya hanya menjual kepada teman-teman dan kerabatnya saja, dengan dibantu adik sepupunya kini usaha kripiknya opak mulai dititipkan ke warung warung kecil juga melalui promosi media sosial. Bahkan saat ini bisa tembus hingga Denpasar, Tabanan dan Nusa Penida.

“Untuk mengisi waktu bersama, istri mencoba bisnis keripik atau opak dari bahan singkong, dengan menyediakan dua rasa original dan balado. Ini sebenarnya mengisi waktu tapi harus dikerjakan serius karena perlu penghasilan,” Imbuh Hari yang lulusan S1 akuntansi ini.

Dengan hasil penjualan keripiknya tersebut dirinya bisa mendapatkan omzet sekitar 600 ribu per minggu. Dengan hasil penjualannya itu, Made Hari Wisuda bisa mendapatkan keuntungan yang cukup sehingga bisa dipakai untuk bertahan selama pandemi.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami