Berjuang Lawan Nyeri dan Diabetes, Warga Karangasem Masih Bisa Tersenyum Berkat JKN
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kembali menjadi penopang bagi masyarakat kurang mampu di Bali. Salah satunya dirasakan oleh I Wayan Sukarta (62), warga Desa Tumbu Kaler, Karangasem, yang kini harus berjuang melawan penyakit saraf dan diabetes di usia senjanya.
Sukarta mengalami keluhan nyeri pada bahu hingga lengan kanan yang membuatnya sulit beraktivitas. Rasa kaku yang awalnya dianggap ringan justru semakin parah, hingga akhirnya ia harus bolak-balik menjalani pemeriksaan medis di Puskesmas dan rumah sakit.
“Awalnya hanya kaku, saya pikir akan hilang sendiri. Tapi makin lama makin sakit hingga membuat saya sulit bergerak, bahkan sampai tidak bisa beraktivitas seperti biasa,” ujarnya, Kamis (7/8).
Setelah menjalani pemeriksaan berulang kali, Sukarta mendapat rujukan ke poli saraf hingga akhirnya harus menjalani terapi fisioterapi. Ia mengaku sempat khawatir soal biaya yang harus dikeluarkan, apalagi dirinya sudah tidak lagi bekerja.
Namun kekhawatiran itu sirna karena seluruh biaya pengobatan ditanggung penuh oleh JKN. Sukarta terdaftar sebagai peserta JKN kelas 3 dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibiayai pemerintah.
“Saya sudah tidak bekerja, jadi kalau harus bayar sendiri, saya tidak tahu bagaimana caranya. Anak saya bilang kalau pengobatan saya telah ditanggung JKN, seketika hati saya terasa ringan,” tuturnya penuh syukur.
Tak hanya biaya pengobatan saraf, JKN juga membantu Sukarta dalam penanganan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 yang dideritanya. Ia menyebut pelayanan yang diterima sangat baik, cepat, dan tanpa diskriminasi meski dirinya peserta PBI.
“Saya dilayani dengan baik, tidak dibedakan meski saya peserta JKN tanggungan pemerintah. Semua petugas ramah dan membantu,” imbuhnya.
Kini, Sukarta masih menjalani kontrol rutin dan terapi untuk menjaga kondisi tubuhnya tetap stabil. Ia berharap JKN terus berlanjut agar masyarakat seperti dirinya tetap mendapatkan akses pengobatan yang layak.
“Kalau tidak ada JKN, saya tidak tahu harus bagaimana. Saya berharap pemerintah terus melanjutkan program ini, karena banyak orang seperti saya yang sangat bergantung pada JKN,” tutupnya.
Editor: Redaksi
Reporter: BPJS Klungkung