Desa Sukawati Buka Wisata Religi, Angkat Pura Sebagai Ikon Spiritual
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Desa Adat Sukawati secara resmi meluncurkan program Desa Wisata Berbasis Budaya Religi. Sebuah langkah pelestarian budaya lokal sekaligus penguatan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal di Gianyar.
Jero Bendesa Adat Sukawati, I Made Sarwa, menyebut program ini merupakan hasil perencanaan sejak dua tahun lalu dan baru bisa direalisasikan berkat kolaborasi antara desa adat dan pemerintah dinas.
“Lewat program ini, kami ingin menunjukkan bahwa Sukawati bukan hanya terkenal dengan pasar seni, tapi juga memiliki kekayaan budaya dan nilai-nilai religi yang luar biasa,” ujarnya dalam sambutan.
Kini, Desa Sukawati menawarkan paket wisata yang menyatukan berbagai destinasi unggulan, mulai dari Pasar Seni Sukawati, Pantai Purnama, hingga wisata spiritual di kawasan Pura Desa dan Pura Puseh. Ikon sejarah yang dibuka untuk wisatawan ialah Pura Desa dan Pura Puseh Sukawati yang letaknya tak jauh dari Kantor Kepala Desa, berbatasan langsung dengan Pura Lumbung.
Konsep pura ini diperkenalkan oleh Mpu Kuturan pada tahun 1001 Masehi sebagai bagian dari ajaran Tri Murti Tatwa untuk memuliakan Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.
“Kedua pura ini juga merepresentasikan filosofi Tri Hita Karana yang mencerminkan keharmonisan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam,” jelas dia.
Baca juga:
SDM Kunci Majukan Desa Wisata Bali
Awalnya, pura berdiri di kawasan Pura Lumbung sebelum dipindahkan pada 1928 agar menghadap arah selatan. Arsitekturnya masih mempertahankan nuansa kesucian dengan gerbang batu keras dan bata merah. Pengunjung yang datang diharapkan mengenakan kamen atau busana adat Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian pura.
Di dalam kompleks pura, wisatawan bisa melihat Candi Bentar, Bale Agung, Padmasana, serta pelinggih-pelinggih lain yang sarat makna spiritual dan historis.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr