search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
375 Siswa SMP di Buleleng Tak Bisa Calistung, Mayoritas Disabilitas Intelektual
Jumat, 23 Mei 2025, 08:59 WITA Follow
image

beritabali/ist/375 Siswa SMP di Buleleng Tak Bisa Calistung, Mayoritas Disabilitas Intelektual.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kasus ketidakmampuan ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng dalam membaca, menulis, dan berhitung (calistung) akhirnya terungkap. Hasil tes kecerdasan yang dilakukan tim psikolog Pradnyagama menunjukkan, sebagian besar dari 375 siswa tersebut mengalami disabilitas intelektual.

Temuan ini disampaikan Pemerintah Kabupaten Buleleng kepada Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI saat berkunjung ke Kantor Gubernur Bali, Kamis (22/5).

Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra menjelaskan, pihaknya telah bekerjasama dengan tim psikolog Pradnyagama untuk mencari tahu penyebab ketidakmampuan calistung ratusan siswa itu. Selain itu, sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja juga telah dikerahkan untuk memberikan pendampingan.

Sutjidra menegaskan, kasus ini tidak hanya terjadi di Buleleng. Namun pihaknya sengaja mengekspose agar bisa ditangani bersama oleh pemerintah pusat.

“Kita ketahui sekolah reguler belum punya guru pendamping khusus untuk anak yang mengalami disabilitas intelektual. Jadi ini perlu dicarikan solusi, karena anak-anak ini tersebar di 60 sekolah. Selain itu orangtua juga menolak anaknya dibawa ke SLB karena kesannya untuk anak-anak yang disabilitas fisik," ungkap Plt Kepala Disdikpora Buleleng, Putu Ariadi Pribadi.

Ariadi menjelaskan, dari 375 siswa yang terdata, sebanyak 352 anak telah mengikuti tes pada Rabu (7/4), sementara 23 siswa lainnya akan menyusul.

Hasilnya, sebanyak 85 persen siswa dinyatakan mengalami disabilitas intelektual. Rinciannya: 6 orang memiliki kecerdasan normal, 46 orang di bawah rata-rata (IQ 81-90), 110 orang mengalami disabilitas intelektual ringan (IQ 70-80), 146 orang mengalami disabilitas ringan (IQ 60-69), 44 siswa berada dalam kategori borderline atau gangguan mental (IQ di bawah 60).

Tim psikolog menyarankan agar anak-anak tersebut dipindahkan ke sekolah inklusi yang memiliki layanan pendidikan khusus.

“Kita akan segera komunikasikan dengan Dewan Pendidikan Buleleng dan para kepala sekolah agar mencari solusi bersama. Karena ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tambah Ariadi.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami