search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anggota Pasubayan: Koster Telah Melecehkan Gerakan Tolak Reklamasi
Senin, 25 Juni 2018, 11:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Pernyataan Kader PDIP Ida Bagus Purbanegara yang menyebut dan menuding pasangan calon gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) sebagai penggagas reklamasi teluk Benoa disorot Sejumlah Bendesa. Gus Purba juga menyebut Wayan Kosterlah yang menolak reklamasi.
 
[pilihan-redaksi]
Pernyataan tersebut langsung disanggah sejumlah tokoh desa adat dalam Pasubayan. Di antaranya anggota Sabha Desa, Desa Pakraman Serangan Denpasar I Wayan Loka pada Minggu (24/6) malam. I Wayan Loka yang sering mewakili Desa Pakraman Serangan dalam rapat Pasubayan,  mengkritisi sejumlah pernyataan Gus Purba. 
 
Secara detail Loka menyoroti poin demi poin. Pertama soal pernyataan Gus Purba yang kecewa dengan Bendesa Adat Kelan, Made Sugita. Loka mengatakan bisa memahami jika Sugita mengeluarkan kata-kata keras pada Wayan Koster. Menurut Loka, Desa Adat Kelan adalah desa yang paling dekat dan berbatasan langsung dengan teluk Benoa serta paling terdampak jika reklamasi teluk benoa jadi dilakukan.
 
Sebelum reklamasi saja, air bisa menggenangi ratusan rumah pada kondisi pasang tertinggi. Apalagi jika reklamasi jadi dilakukan. Kekecewaan Sugita dapat dipahami karena perjuangan rakyat bertahun-tahun dianggap remeh Koster dengan mengeluarkan kata-kata tidak pantas dan menyebut bisa menghentikan reklamasi sendiri saja.
 
"Apa yang disampaikan bendesa Kelan bahwa Koster jangan jadi pahlawan kesiangan bagi kami Pasubayan adalah cetusan perasaan paling dalam pak Sugita karena desa beliaulah yang berhadapan langsung dengan Teluk Benoa," kata Loka.
 
Pernyataan Koster bisa menyelesaikan urusan reklamasi sendiri mencederai perjuangan rakyat tolak reklamasi apalagi sampai muncul kata "Nasbedag". Hal ini yang tidak bisa diterima oleh Pasubayan khususnya bendesa Kelan.
 
Kedua, pernyataan Gus Purba bahwa dalam barisan tolak reklamasi ada anggota DPRD, politisi dan pengurus dari PDIP dan mendapat restu Wayan Koster juga disorot Loka. Menurutnya tidak ada istilah partai dalam gerakan tolak reklamasi atau Pasubayan. Dalam gerakan tolak reklamasi,  Pasubayan dan warga bergerak atas mandat warga desa adat dan keputusan dalam rapat / paruman desa adat masing-masing. Jadi tidak ada istilah perwakilan partai politik ini atau itu. 
 
[pilihan-redaksi2]
"Bendesa adat itu perwakilan puluhan ribu warga desa masing-masing. Menjalankan mandat tolak reklamasi, jadi bukan perwakilan partai, anggota dprd dari partai tertentu," tegas Loka. 
 
Ketiga, soal surat Mantra-Kerta ke presiden saat kampanye menurut Loka adalah langkah yang perlu diapresiasi. Pasalnya Mantra-Kerta tidak hanya berjanji, tapi ada langkah nyata yang dilakukan. Bahkan Rai Mantra saat aktif sebagai walikota telah mengeluarkan keputusan tertulis yang secara tegas menolak reklamasi teluk Benoa. 
 
Selain itu Loka juga menghimbau semua pihak bisa menjaga kondusifitas selama masa tenang jelang pencoblosan. Mari kita hormati masa tenang ini, jangan sampai kondusifitas terganggu," kata Loka. (bbn/rls/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami