search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puluhan Warga Datangi Kantor Desa Tujuk
Senin, 30 Agustus 2010, 20:46 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Puluhan warga Desa Tunjuk mendatangi kantor Desa setempat, Senin (30/8). Kedatangan warga Desa Tunjuk sekitar pukul 11.00 wita menyampaikan tuntutan agar Kepala Desa Tunjuk, I Made Nawa mengundurkan diri. 

Namun sayang, warga yang dikomandani oleh Gede Suardana tidak bertemu dengan Kepala Desa I Made Nawa yang sedang mengikuti rapat koordinasi di Tabanan. Puluhan warga Tunjuk yang datang dengan tertib itu hanya diterima Sekdes Tunjuk Made Gunartra.

Gede Suardana mengatakan, tujuan kedatangan warga Tunjuk untuk menuntut Kepala Desa Tunjuk mengundurkan diri dari jabatannya. Beberapa alasan disampaikannya mengapa dimintanya Kades Tujuk Mundur disampaikannya dalam sebuah pernyataan. Diantaranya, adanya kejanggalan di dalam keuangan yang ada di Desa Tunjuk, seperti badan bantuan Gapotkan dan dana PAM Desa yang tidak transparan, begitu juga dengan laporan keuangan perbaikan senderan juga dipertanyakannya karena tidak transparan.

“Kami menuntut Kepala Desa untuk mempertanggungjawabkan aliran dana-dana tersebut. Kami juga menduga adanya korupsi aliran dana itu karena tidak pernah ada transparansi,” jelasnya.

Dicontohkannya, Dana Gapoktan yang meruapakan dana dari pusat sebesar Rp 100 juta yang sudah turun sejak tahun 2009, tidak pernah diberikan kepada kelompok ternak.

“Aneh, sebelum diberitakan di media, kepala desa mengaku tidak tahu ada dana tersebut, tapi setelah dimuat di Koran dana itu akhirnya dibagikan kepada kelompok ternak tanggal 27 Agustus lalu, ini kan aneh dan dimana dana itu sebelumnya,” jelasnya dengan nada tanya.

Ia juga mempertanyakan, dana sebesar Rp 100 juta yang turun dari pusat, masing-masing kelompok yang berjumlah tujuh kelompok hanya menerima dana sebesar Rp 12 Juta.

“Itu kan baru 84 juta yang cair, sedangkan sisanya kemana yang lagi Rp 16 juta ??.” tanyanya lagi.Kejanggalan lainnya yang dibongkar Suardana adalah dana PAM Desa (Penyediaan Air Minum) yang tidak dikelola dengan transparan.Setelah PAM diambil alih oleh Kepala Desa, per KK diwajibkan membayar sebesar Rp 3 ribu per bulan untuk biaya pemakaian dan pemeliharaan. Sedangkan jumlah pelanggan di Desa Tunjuk mencapai 800 orang, jadi setipa bulannya ada dana sekitar Rp 8 Juta masuk ke Desa.

“Uang itu pun tidak ada pertanggungjawabannya yang jelas, tidak pernah dilaporkan, kami merasa diperas, dibohongi, ditindas oleh kepala Desa, sekali lagi kami minta dia mundur saja,” jelasnya yang disambut tepuk tangan warga lainnya.

Selain menuntut mundur kepala Desa, warga yang datang itu pun meminta kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan mengusut kasus ini karena banyak kejanggalan dan penyelewengan dalam kasus ini.Setelah tuntutan dibacakan oleh Suardana, Sekdes I Made Gunatra hanya mampu menampung aspirasi warga dan akan melaporkan kepada Kepala Desa Tunjuk.“Saya akan sampaikan tuntutan bapak-bapak sekalian,” jelasnya yang didampingi anggota Polsek Kota Tabanan.

 

Puluhan warga Tujuk kemudian meninggalkan kantor Kepala Desa dengan tertib dan mereka akan kembali datang hari Kamis (2/9) mendatang dengan tuntutan yang sama. 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami