search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Berbalik Arah, Arena Perang Ukraina Pindah ke Rusia
Minggu, 10 September 2023, 12:03 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Berbalik Arah, Arena Perang Ukraina Pindah ke Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Serangan balik Ukraina saat ini telah mencapai Rusia. Hal ini membuat warga di Negeri Beruang Putih khawatir.

Pekan lalu, enam titik Negeri Beruang Merah dibombardir drone pasukan Kyiv, termasuk lapangan terbang tempat mereka menghancurkan pesawat angkut militer.

Tak hanya itu, serangan terbaru juga menghantam wilayah Bryansk pada Kamis, (7/9/2023). CNN melaporkan Sistem pertahanan udara Rusia mencegat dua drone di wilayah barat daya kota itu.

Meski begitu, beberapa drone diantaranya jatuh dan menghantam pemukiman warga. Ini membuat sebagian mengeluh dan khawatir terkait keamanan negaranya.

"Saya merasakan kaca tiba-tiba bergetar, saya langsung keluar. Apa lagi yang harus saya lakukan," kata salah seorang warga kepada wartawan CNN, Melissa Bell.

Serangan tersebut menjadi bagian dari rentetan peningkatan tajam jumlah kendaraan udara tak berawak, atau UAV, yang melakukan serangan dari Ukraina. Mereka menyerang Tengah dan Selatan Rusia serta ibu kota Moskow dan Krimea dalam beberapa pekan terakhir.

"Perang akan terjadi di Rusia. Ukraina menunjukkan bahwa hal ini dapat mempersulit hidup Rusia, Rusia, dan Putin," tutur ahli strategi pasar negara berkembang di BlueBay Asset Management, Timothy Ash, mengomentari serangan ini, dikutip CNBC International, Jumat pekan lalu.

Walau begitu, para analis mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas rezim Presiden Rusia Vladimir Putin kecuali jika serangan tersebut berdampak langsung pada elit.

"Semua serangan pesawat tak berawak ini memaksa Kementerian Pertahanan Rusia untuk mendistribusikan aset pertahanannya dalam jumlah terbatas lebih jauh ke Rusia, misalnya, memindahkannya dari garis depan ke Moskow dan lapangan terbang di wilayah Rusia yang diakui secara internasional," Kirill Shamiev, seorang ilmuwan politik Rusia dan seorang peneliti tamu di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa.

"Hal ini sangat penting terutama untuk aset-aset yang jumlahnya terbatas seperti Pantsir, yang merupakan sistem (rudal anti-pesawat) yang bagus dan kuat di garis depan, tetapi sekarang mereka perlu membawa pulang sebagian dari aset tersebut."(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami