search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
"Kiamat Sampah" Ancam Bali, PSBS Didorong Jadi Gerakan Moral

Sabtu, 26 Juli 2025, 22:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/"Kiamat Sampah" Ancam Bali, PSBS Didorong Jadi Gerakan Moral.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah terus diperkuat.

Kecamatan Tegalalang dan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, menjadi lokasi strategis dalam penguatan Program Pembatasan Sampah Berbasis Sumber (PSBS). Kegiatan berupa sosialisasi dan konsolidasi digelar di Wantilan Pura Dalem Kauh, Desa Tegalalang, dan dilanjutkan di Kantor Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Jumat (25/7).

Hadir sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Ni Luh Kartini, anggota Tim Kerja PSBS Provinsi Bali, yang menegaskan betapa daruratnya situasi saat ini.

“Kita bukan lagi menghadapi darurat sampah, ini sudah masuk pada tahap kiamat sampah. Sampah telah menjadi isu global, dan kita tidak bisa bergantung pada sistem TPA seperti di Suwung yang belum juga tuntas,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya pelaksanaan regulasi seperti Pergub Bali No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Plastik Sekali Pakai, Pergub No. 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, serta SE Gubernur Bali No. 29 Tahun 2025.

“Kandungan logam berat dari plastik bisa berdampak serius pada tumbuh kembang anak-anak kita. Ini soal keadilan antargenerasi,” ungkapnya.

Prof. Kartini mengajak seluruh unsur masyarakat untuk bersinergi dalam menciptakan budaya sadar lingkungan.

“Mari libatkan guru rupaka, guru pengajian, dan guru wisesa. Hanya dengan sinergi kita bisa membangun budaya sadar lingkungan,” ujarnya.

Ia pun menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari rumah tangga, dimulai dengan memilah sampah organik dan anorganik.

“Mari kita lakukan ini bukan karena perintah, tetapi karena cinta pada Ibu Pertiwi. Kita wariskan bumi yang sehat untuk generasi selanjutnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Tegalalang, Wayan Ari Trisna Handayani, menyampaikan capaian wilayahnya.

“Berkat arahan dan dukungan Pemerintah Kabupaten Gianyar, kami di Tegalalang sudah memiliki 4 unit TPS3R dan 1 rumah kompos yang aktif beroperasi,” ujarnya.

Dari 7 desa, hanya satu desa yang belum memiliki TPS3R karena keterbatasan lahan. Namun komitmen masyarakat untuk memilah sampah sudah diterapkan secara konsisten, termasuk pengangkutan sampah yang hanya dilakukan untuk sampah yang telah dipilah.

“Warga kami telah memiliki jadwal pengangkutan sampah secara rutin, dan kami tegaskan bahwa sampah yang belum dipilah tidak akan diangkut. Ini bagian dari komitmen kami untuk menanamkan kesadaran sejak dari rumah,” tambahnya.

Bagi warga yang tidak memiliki lahan, pemerintah memfasilitasi pembangunan teba modern berbentuk buis. Dua unit saat ini telah mulai dibangun.

Senada dengan itu, Camat Tampaksiring, I Wayan Eka Mulya Adi Putra, menggarisbawahi urgensi pengelolaan sampah karena keterbatasan infrastruktur.

TPA Temesi kini hampir penuh, sehingga edukasi pengelolaan sampah berbasis sumber semakin penting.

“Semoga melalui kegiatan ini, kita semua semakin tergugah dan terbangkitkan rasa jengah terhadap sampah, sehingga mampu memulai pengelolaan sampah dari lingkungan rumah masing-masing,” ucapnya.

Editor: Redaksi

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami