Rangga, Bocah Tegallalang yang Hidup Tanpa Orang Tua dan Bermimpi Jadi Guru
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Di balik deretan rumah di Banjar Bayad, Desa Kedisan, Tegallalang, Gianyar, tersimpan kisah inspiratif dari seorang anak laki-laki bernama I Gede Rangga Jayanta Waisnawa Putra.
Rangga, sapaan akrabnya, adalah siswa kelas 4 di SDN 2 Kedisan yang hidup dalam keterbatasan, namun memiliki semangat belajar dan cita-cita yang mulia.
Sejak berusia enam bulan, Rangga harus tumbuh tanpa kehadiran ayah dan ibu. Ayahnya telah menikah lagi, begitu pula dengan ibunya. Sejak saat itu, ia diasuh oleh kakeknya, I Nyoman Sudarma (80), dan neneknya, I Wayan Ginarsih (65), yang setiap hari bekerja sebagai pengamplas togog di Desa Pujung.
Meski hidup dengan seragam yang lusuh dan perlengkapan sekolah seadanya, Rangga tak pernah kehilangan semangat. Buktinya, ia mampu meraih peringkat empat di kelasnya. Di balik prestasinya, ada cita-cita besar yang ia simpan, yaitu menjadi seorang guru. Bukan untuk dirinya sendiri, tetapi agar kelak ia bisa menyalakan pelita di hati anak-anak yang hidup dalam kegelapan.
Namun, Rangga juga menyimpan kerinduan mendalam pada kedua orang tuanya. “Saya tidak pernah lupa sama orang tua, walaupun mereka telah pergi dan menikah,” ucap Rangga dengan polos, namun penuh makna.
Di usia senja, kakek Nyoman Sudarma tak lagi meminta banyak hal. Namun, ia berharap agar cucu-cucunya seperti Rangga bisa mendapatkan lebih banyak uluran tangan.
“Kami tidak butuh banyak, cukup agar cucu kami bisa sekolah, makan cukup, dan tumbuh dengan mimpi. Biar kami yang tua memanggul sisanya,” ujarnya sambil menahan haru.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr