search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kantor KUD Sulahan Dilelang, Anggota Pertanyakan Kejelasan Aset dan Dana Deposito
Rabu, 21 Agustus 2019, 21:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Beritabali.com, Bangli. Anggota KUD Sulahan, Susut, Bangli mempertanyakan kejelasan aset dan dana deposito menyusul kasus penyitaan kantor KUD Sulahan setahun yang lalu. Bahkan pihak bank telah melakukan lelang terhadap kantor KUD yang pernah meraih juara 2 KUD terbaik nasional.

[pilihan-redaksi]

"Kantor disita BRI setahun lalu, kantor disita dan dilelang tidak ada kejelasan, apa yang sebenarnya terjadi. Anggota tidak tahu menahu" kata anggota KUD Sulahan I Nengah Sumiarta saat memberikan keterangan pada Rabu (21/8).

KUD Sulahan memiliki anggota sekitar 14.500 orang dan rata-rata merupakan warga Sulahan. Para anggota kini hanya menuntut transparansi pengelolaan aset dan dana deposito. Beberapa anggota KUD  juga ingin menarik dana deposito untuk memenuhi kebutuhan dana.

"Kita ingin menghimbau agar semua persoalan di KUD diselesaikan dengan transparan dan cepat merespon keluhan anggota KUD" ujar Sumiarta yang biasa dipanggil Nengah Riem.

Lelaki kelahiran 1956 tersebut menyatakan anggota sangat berharap pengurus baru yang terbentuk dan tim 9 segera mengumpulkan anggota dan memberikan kejelasan kondisi KUD. Mengingat masalah untung-rugi atau pailit merupakan resiko biasa dalam sebuah usaha.

"Berapa aset yang tertinggal, berapa yang sudah disita LPDB, dimana punya aset, katanya punya aset di Jakarta, ini tim 9 bilang, ini semestinya dijelaskan" papar Riem.

Riem menyampaikan transparansi saat ini sangat dibutuhkan oleh anggota. Jangan sampai digoreng kemana-mana karena ini tahun politik. "Jangan sampai ada tendensi politik, cuma minta kejelasan" tegas lelaki yang berprofesi sebagai kontraktor tersebut.

Riem juga sangat menyayangkan karena rekomendasi dan masukkan dari tim 9 tidak direspon oleh pengurus baru. Padahal tim 9 yang melakukan proses pembentukan pengurus baru.

"Tim 9 penyelamat aset, 4 kali ke rumah minta tolong. Karena tim 9 seolah-olah tak mendapat respon, terhadap apa yang mereka usulkan di rapat, tidak mendapat jawaban"  tutur Riem.[bbn/Mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami