Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Nusa Penida, Warga Diminta Waspada
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Fenomena kemarau yang tak seperti biasanya tengah melanda Kabupaten Klungkung. Alih-alih kering, hujan masih kerap mengguyur sejumlah wilayah, memicu cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi di kawasan pesisir, khususnya Nusa Penida.
Kepala BPBD, Putu Widiada, menyatakan bahwa fenomena yang dikenal sebagai "kemarau basah" kerap disertai angin kencang serta gelombang laut yang bisa mencapai empat meter.
"Data dari Balai Besar Klimatologi dan Geofisika Wilayah III menunjukkan bahwa tinggi gelombang di sekitar perairan Nusa Penida bisa sangat membahayakan, terutama bagi aktivitas wisata laut," ujar Widiada, Rabu (25/6/2025).
Sebagai langkah pencegahan, pemerintah daerah melalui BPBD dan Bupati Klungkung I Made Satria telah mengeluarkan imbauan resmi kepada para perbekel dan camat. Surat tersebut menginstruksikan penyebaran informasi cuaca secara aktif kepada warga dan pelaku usaha pariwisata.
Masyarakat pesisir dan para pelaku wisata laut diminta untuk lebih waspada. Jika tidak mendesak, masyarakat diminta menunda kegiatan di laut, sementara operator wisata diminta memberikan edukasi kepada wisatawan mengenai risiko cuaca ekstrem.
“Jika perlu, kegiatan wisata yang berisiko tinggi akibat kondisi cuaca sebaiknya ditunda atau dilarang sementara,” tegas Widiada.
Kondisi cuaca tak menentu ini juga berdampak langsung pada para nelayan. I Nengah Resta, nelayan asal Desa Kusamba, mengaku sudah lebih dari dua bulan tak melaut karena cuaca yang tak bersahabat.
“Angin kencang, ombak tinggi, ditambah harga BBM yang terus naik. Kami lebih baik berhenti dulu, karena hasil juga tak seberapa,” ucapnya.
Sabtu lalu (21/6/2025), gelombang tinggi sempat menerjang perairan Kusamba, membuat banyak nelayan memilih istirahat sementara. Ada yang beralih menjadi buruh bangunan, ada juga yang memanfaatkan waktu untuk memperbaiki alat tangkap dan perahu.
BPBD mengimbau seluruh aparatur desa untuk aktif memantau wilayahnya dan segera melaporkan jika ditemukan tanda-tanda potensi bencana. Tujuannya agar mitigasi bisa dilakukan lebih cepat dan dampak bisa ditekan semaksimal mungkin.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/klk