Ni Luh Jelantik Desak Transparansi Pengelolaan DTW Jatiluwih
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Anggota DPD RI, Ni Luh Jelantik, mendesak agar pemasukan dan pengeluaran dari tiket masuk Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, disampaikan secara transparan kepada masyarakat, khususnya para petani pemilik lahan.
Menurutnya, keindahan terasering sawah yang menjadi daya tarik utama Jatiluwih adalah hasil kerja keras petani. Namun, kesejahteraan mereka dinilai belum sebanding dengan pendapatan besar yang dihasilkan dari sektor pariwisata.
“Bagaimana mungkin petani disebut mendapat bagian Rp1 miliar per tahun, kalau dihitung-hitung hanya sekitar Rp 2,5 juta per hari? Itu pun harus dibagi banyak pihak. Apakah angka itu sesuai dengan pemasukan harian Jatiluwih yang begitu ramai?” tegas Ni Luh saat ditemui di Sanur, Kota Denpasar, Senin (25/8/2025).
Ia menegaskan, lahan di Jatiluwih adalah milik petani dengan sertifikat sah, bukan milik negara ataupun pemerintah. Karena itu, pengelolaan wisata seharusnya dilakukan secara profesional dengan asas keterbukaan.
“Kalau kita profesional, pengelola harus transparan. Pemilik tanah adalah petani yang setiap hari membungkuk mengairi sawah agar wisatawan bisa selfie dan menikmati keindahan. Jadi apa timbal balik yang layak untuk petani?," paparnya.
Ni Luh bahkan menyebut, jika diperlukan, lembaga pengawas seperti KPK atau BPK harus turun langsung mengaudit. Ia menekankan pentingnya menjaga martabat petani agar tidak hanya jadi slogan manis negara agraris, sementara kenyataannya petani menjerit.
“Kalau memang pengelolaan sekarang tidak transparan, mari kita cari pola baru, bahkan pengelola baru. Yang penting petani tetap kuat dan martabat mereka dijaga,” pungkasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/aga