search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kenali Penyebab Sesak Napas Saat Hamil, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
Selasa, 6 Mei 2025, 10:14 WITA Follow
image

bbn/EyeEm dari Freepik/Kenali Penyebab Sesak Napas Saat Hamil, PAFI Berikan Solusi Pengobatan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Berbicara tentang gangguan kesehatan selama kehamilan, salah satu yang dapat dialami pada bumil adalah sesak napas. Sesak napas pada bumil, biasanya muncul lebih intens pada trimester kedua dan ketiga. 

Hal ini terjadi karena rahim yang semakin membesar serta menekan organ pernapasan, serta peningkatan kebutuhan oksigen ibu dan janin. Sesak napas dapat menjadi lebih parah, ketika disertai nyeri dada, detak jantung tidak teratur bahkan pingsan. Hal ini cukup berbahaya, sehingga membutuhkan pengobatan segera.

PAFI dengan alamat website pafisalakan.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia menjaga dan meningkatkan standar profesionalisme serta etika dalam praktik kefarmasian. 

Hal ini dilakukan agar para ahli farmasi dapat menjalankan tugasnya dengan integritas, tanggung jawab, dan sesuai dengan kode etik profesi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap profesi farmasi semakin kuat.

Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab sesak napas saat hamil, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya sesak napas saat hamil?

Pada umumnya, sesak napas terjadi karena adanya perubahan fisik dan hormonal selama kehamilan yang mempengaruhi sistem pernapasan dan sirkulasi darah. Seringkali ibu hamil merasakan sensasi sesak atau tekanan di bagian dada. Rasa tidak nyaman ini bisa membuat ibu merasa sulit menghirup udara dengan lega. 

Sensasi ini biasanya muncul saat aktivitas fisik meningkat atau saat posisi tubuh tertentu. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya sesak napas selama kehamilan yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Pembesaran rahim yang menekan diafragma dan paru-paru

Seiring dengan perkembangan janin, rahim secara bertahap membesar dan menempati ruang di dalam rongga perut. Pada trimester kedua dan terutama trimester ketiga, rahim dapat mencapai ukuran yang cukup besar sehingga mulai menekan diafragma, yaitu otot utama yang berperan dalam proses pernapasan. 

Tekanan ini mengurangi ruang yang tersedia bagi paru-paru untuk mengembang secara maksimal saat bernapas. Akibatnya, kapasitas paru-paru menurun dan ibu hamil merasa napasnya menjadi pendek dan sesak, terutama saat melakukan aktivitas fisik atau dalam posisi berbaring. Tekanan rahim pada diafragma juga memaksa ibu untuk bernapas lebih dangkal dan cepat, yang menyebabkan sensasi sesak dan ketidaknyamanan dalam bernapas.

2. Adanya peningkatan hormon progesteron

Selama kehamilan, kadar hormon progesteron meningkat secara signifikan. Progesteron memiliki efek langsung pada pusat pernapasan di otak, yaitu merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan frekuensi dan kedalaman napas. Tujuan fisiologis dari peningkatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang lebih tinggi bagi ibu dan janin. 

Namun, stimulasi pusat pernapasan ini juga menyebabkan ibu hamil sering merasa perlu bernapas lebih cepat dan dangkal, yang dapat menimbulkan sensasi sesak napas atau napas tersengal-sengal. Fenomena ini disebut hiperventilasi fisiologis kehamilan. Progesteron juga menyebabkan relaksasi otot polos, termasuk otot di saluran pernapasan, yang dapat membuat pernapasan terasa berbeda dan kadang tidak nyaman

3. Meningkatnya kebutuhan oksigen selama kehamilan

Janin yang sedang berkembang membutuhkan pasokan oksigen yang cukup dari ibu, sehingga kebutuhan oksigen ibu juga meningkat selama kehamilan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, sistem pernapasan ibu harus bekerja lebih keras dan lebih efisien. 

Volume pernapasan (jumlah udara yang masuk dan keluar paru-paru setiap menit) meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan. Peningkatan kebutuhan oksigen ini membuat ibu harus bernapas lebih dalam dan lebih cepat, yang terkadang menimbulkan rasa sesak napas, terutama saat aktivitas fisik atau saat tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak.

4. Perubahan fungsi jantung dan sirkulasi darah

Selama kehamilan, volume darah ibu meningkat hingga 40-50% untuk memenuhi kebutuhan janin dan plasenta. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang lebih banyak ini, sehingga denyut jantung meningkat. Perubahan ini dapat menyebabkan jantung berdebar dan sensasi tidak nyaman di dada, yang dapat memperburuk perasaan sesak napas.

5. Kelebihan air ketuban atau polihidramnion

Polihidramnion adalah kondisi di mana volume cairan ketuban melebihi normal selama kehamilan. Kondisi ini menyebabkan rahim membesar secara berlebihan dan menekan organ-organ di sekitarnya, termasuk diafragma dan paru-paru. Tekanan yang lebih besar ini memperparah sesak napas dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi ibu hamil.

6. Kondisi medis tertentu

Faktor terakhir yang menyebabkan sesak napas pada ibu hamil adalah adanya kondisi medis tertentu seperti riwayat penyakit asma, infeksi saluran pernapasan hingga preeklamsia. Ibu hamil dengan riwayat asma hingga penderita infeksi saluran pernapasan mungkin mengalami eksaserbasi (perburukan) selama kehamilan yang menyebabkan sesak napas, batuk, dan napas berbunyi. Penting bagi bumil untuk rutin cek kesehatan, agar dapat memahami penyebab gangguan kesehatan yang mendasarinya.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati sesak napas saat hamil?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari sesak napas pada ibu hamil. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala sesak napas selama kehamilan serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Bronkodilator

Bronkodilator merupakan obat lini pertama yang akan diresepkan oleh apoteker untuk melebarkan saluran pernapasan dan meredakan sesak napas. Beberapa obat yang tersedia di apotek seperti ventolin inhaler (mengandung salbutamol), astharol sirup, forasma tablet, dan neo napacin. Obat-obat ini dapat membantu melegakan napas, meredakan gejala seperti mengi dan batuk.

2. Kortikosteroid inhalasi

Kortikosteroid inhalasi adalah obat yang diresepkan apoteker untuk mengendalikan inflamasi (peradangan) pada saluran pernapasan, terutama pada penderita asma. Obat ini bekerja dengan mengurangi pembengkakan dan iritasi di saluran napas sehingga membantu mencegah dan mengurangi serangan asma serta sesak napas. 

Terdapat perbedaan antara bronkodilator dan kortikosteroid, bronkodilator adalah obat untuk melebarkan saluran napas, sementara kortikosteroid adalah obat untuk mengurangi peradangan di saluran napas.

Selain menggunakan obat-obatan yang telah direkomendasikan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala sesak napas selama kehamilan adalah beristirahat dan relaksasi saat merasa sesak napas, menghindari kelebihan berat badan dengan pola makan sehat serta mengonsumsi air jahe hangat. Air jahe hangat merupakan salah satu obat alami yang sering digunakan untuk meredakan sesak napas, termasuk pada ibu hamil. 

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami