Kemacetan Bali Bukan Karena Wisatawan, Ini Penyebab dan Solusinya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Bali, I Made Rai Ridartha, membeberkan penyebab utama kemacetan di Bali yang kini dinilai semakin parah.
Menurutnya, selama ini banyak anggapan salah kaprah yang menyebut kemacetan disebabkan oleh kunjungan wisatawan.
“Ada dua pandangan, orang sering mengatakan ketika situasi macet itu menandakan ada kegiatan banyak atau berlebih, dan ketika kondisi jalan lengang atau sepi seperti Covid-19 kemarin itu berarti tidak ada aktivitas,” ujarnya, belum lama ini.
Ia menegaskan, kehadiran wisatawan justru memberikan dampak positif terhadap ekonomi Bali, termasuk sektor transportasi. Namun, persoalan muncul ketika kondisi lalu lintas tidak dapat ditoleransi akibat kemacetan yang berlebihan.
“Gapapa macet yang penting orang-orang datang ke Bali. Bagaimana sekarang orang datang ke Bali dilayani usaha transportasi tanpa mengalami kemacetan yang berarti,” imbuhnya.
Rai Ridartha menjelaskan, penyebab utama kemacetan di Bali justru berasal dari kendaraan pribadi milik masyarakat lokal yang melakukan perjalanan harian, bukan kendaraan wisatawan. Minimnya layanan transportasi publik yang andal menjadi salah satu pemicu masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
“Kalau lihat data kunjungan ke Bali, tentu angka tersebut bukan angka yang signifikan penyebab kemacetan, justru pelaku kemacetan itu adalah orang yang melakukan perjalanan harian atau kendaraan pribadi baik itu motor atau mobil,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini beberapa layanan transportasi publik seperti Trans Metro Dewata dan Trans Sarbagita sudah berjalan, namun belum maksimal karena belum mencakup seluruh wilayah dan belum memberikan kepastian layanan bagi masyarakat.
“Sebagian dari mereka yang menggunakan Trans Metro Dewata ini sudah menikmati manfaat dari layanan itu, sementara di sisi lain ada masyarakat yang belum menggunakannya karena berbagai alasan antara lain mereka belum mendapatkan kepastian tentang transportasi massal dari rumahnya menuju tempat tujuannya dengan pasti ada layanan atau tidak dan waktunya seperti apa,” jelasnya.
Sebagai solusi, Rai Ridartha mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas layanan transportasi publik, memperluas rute, memastikan ketepatan jadwal, serta memberikan kenyamanan bagi pengguna.
“Solusinya pertama adalah kita upayakan mereka pindah dari kendaraan pribadi ke layanan transportasi publik, dan yang perlu ditekankan adalah peningkatan kualitas layanan, di antaranya, memperluas konektivitas, jadi kita tambah rute daerah yang belum ada angkutan umumya ditambah, kita tingkatkan keandalannya bahwa layanan sesuai dengan jadwal angkutan,” katanya.
Selain itu, fasilitas kendaraan transportasi massal juga harus lebih nyaman, ber-AC, aman, dan luas agar menjadi pilihan masyarakat.
“Saya optimis ketika jaringan transportasi publik ini lengkap misalnya A ke C lewat B pindah sekali tapi yakin ini tentu akan menjadi pilihan dari masyarakat dan harus terus dilakukan jangan bosan ditekankan terus dibiayai, jika berhenti seperti kemarin ini akan susah sekali mengidupkannya lagi,” tandasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim