search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kenali Penyebab Kolesterol Tinggi Pada Wanita, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
Senin, 12 Mei 2025, 16:31 WITA Follow
image

bbn/chajamp dari Freepik/Kenali Penyebab Kolesterol Tinggi Pada Wanita, PAFI Berikan Solusi Pengobatan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Berbicara tentang gangguan kesehatan pada wanita, salah satu yang harus diwaspadai adalah kolesterol tinggi. Wanita yang mengalami kolesterol tinggi akan mudah merasa lelah meski cukup istirahat, karena aliran darah yang terganggu akibat penumpukan plak di pembuluh darah. 

Akibatnya, penderita kolesterol tinggi merasakan sesak napas, akibat jantung bekerja lebih keras karena pasokan darah berkurang. Hal ini cukup berbahaya, sehingga membutuhkan pengobatan dengan segera. Prevalensi kolesterol tinggi lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria, berkisar 20,7%.

PAFI dengan alamat website pafikabupatenbangka.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan serta pelatihan, penyusunan standar praktik dan etika profesi, pengembangan penelitian dan inovasi, serta advokasi dan perlindungan hak anggota. 

Organisasi ini juga mendukung kolaborasi profesional, pengembangan riset dan advokasi kebijakan yang mendukung perkembangan profesi farmasi di Indonesia.

Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab kolesterol tinggi pada wanita, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya kolesterol tinggi pada wanita?

Pada umumnya, kolesterol tinggi pada wanita terjadi ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal, yaitu di atas 200 mg/dL. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, apabila terus diabaikan. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi serius lainnya. 
Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya kolesterol tinggi pada wanita yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Pola makan yang tidak sehat

Salah satu penyebab utama kolesterol tinggi pada wanita adalah gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi makanan yang kaya akan lemak jenuh dan lemak trans. Lemak jenuh banyak ditemukan pada daging merah berlemak (sapi, kambing), produk susu penuh lemak seperti keju, mentega, kulit ayam dan jeroan. 

Makanan cepat saji dan makanan olahan seperti gorengan dan makanan yang dimasak dengan minyak yang sudah dipakai berulang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kolesterol HDL (kolesterol baik). 

2. Kurangnya aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya kolesterol tinggi pada wanita. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang rendah berkaitan erat dengan peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, serta penumpukan lemak yang tidak terbakar sebagai energi. 

Secara fisiologis, aktivitas fisik membantu tubuh membakar kalori dan lemak, termasuk kolesterol, melalui proses pembentukan energi (ATP) dari makanan yang dikonsumsi. Ketika aktivitas fisik berkurang, pembakaran lemak menurun, sehingga lemak dan kolesterol cenderung menumpuk dalam darah dan jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan keseimbangan energi menjadi positif (kalori masuk lebih banyak daripada yang dibakar), yang berujung pada peningkatan berat badan dan kadar kolesterol darah.

3. Faktor usia dan perubahan hormon

Estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan kadar kolesterol. Hormon ini membantu meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL). Setelah menopause, kadar estrogen menurun drastis, menyebabkan penurunan kadar HDL yang melindungi pembuluh darah. 

Selain itu, peningkatan kadar LDL yang memicu penumpukan plak dan perubahan distribusi lemak tubuh yang lebih cenderung menumpuk di sekitar perut (obesitas sentral). Perubahan hormon ini membuat wanita pasca menopause lebih rentan mengalami kolesterol tinggi dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh melambat dan kemampuan hati untuk mengolah kolesterol menurun. Proses pembersihan kolesterol LDL dari darah menjadi kurang efektif, sehingga kadar kolesterol cenderung meningkat.

4. Obesitas atau kelebihan berat badan

Obesitas dan kelebihan berat badan merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap terjadinya kolesterol tinggi pada wanita. Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan akibat ketidakseimbangan antara asupan kalori dan pengeluaran energi dalam jangka waktu lama. 

Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 25 dikategorikan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Setiap kenaikan berat badan sekitar 5 kilogram dapat menyebabkan produksi kolesterol oleh tubuh meningkat sekitar 10 miligram per hari, sehingga obesitas secara signifikan meningkatkan beban kolesterol dalam darah. 

5. Faktor genetik atau riwayat keluarga

Beberapa wanita memiliki predisposisi genetik terhadap kolesterol tinggi, yang dikenal sebagai familial hypercholesterolemia. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi genetik yang mengganggu reseptor kolesterol LDL di sel tubuh, sehingga kolesterol LDL tidak dapat dibuang dengan efektif dari darah. 

Akibatnya, kadar LDL sangat tinggi sejak usia muda, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau penyakit jantung juga menjadi faktor risiko penting yang perlu diwaspadai.

6. Faktor lingkungan dan sosial

Faktor terakhir yang menyebabkan kadar kolesterol tinggi pada wanita adalah faktor lingkungan dan sosial. Beberapa penelitian dari PAFI menunjukkan bahwa, paparan polusi udara dapat memicu peradangan kronis yang berdampak pada metabolisme lipid dan meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Wanita dengan akses terbatas ke makanan sehat, fasilitas olahraga, dan layanan kesehatan juga cenderung lebih berisiko mengalami kolesterol tinggi.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati kolesterol tinggi pada wanita?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari kolesterol tinggi pada wanita. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala kolesterol tinggi pada wanita serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Simvastatin

Simvastatin adalah obat golongan statin yang dapat ditemukan di apotek. Obat ini diresepkan oleh apoteker karena efektif menurunkan LDL dan trigliserida serta meningkatkan HDL. Dosis umumnya diberikan dalam dosis 10-40 mg per hari, diminum pada malam hari karena produksi kolesterol tubuh paling aktif saat malam.

2. Atorvastatin

Atorvastatin adalah obat yang memiliki efek kuat dalam menurunkan LDL dan trigliserida serta meningkatkan HDL. Dosis biasanya akan diresepkan oleh apoteker mulai dari 10 mg dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Atorvastatin juga memiliki waktu kerja yang lebih lama sehingga fleksibel dalam pemberian waktu.

3. Rosuvastatin

Rosuvastatin termasuk obat golongan statin paling kuat yang dapat menurunkan LDL hingga 50-60%. Biasanya digunakan pada pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi atau kadar kolesterol yang sangat tinggi. Dosis awal yang apoteker berikan biasanya 5-10 mg per hari.

4. Pravastatin

Pravastatin adalah obat terakhir yang mungkin diresepkan untuk mengurangi kadar kolesterol pada wanita. Obat ini memiliki profil efek samping yang lebih ringan dan cocok untuk pasien dengan gangguan fungsi hati ringan. Efektif menurunkan LDL dan trigliserida.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala kolesterol tinggi pada wanita adalah minum lebih banyak air putih, pola hidup sehat seperti rutin olahraga ringan setiap hari, serta mengonsumsi sayuran dan produk olahan kacang kedelai. 

Mengonsumsi produk olahan kacang kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai, dan edamame mengandung protein tanpa lemak dan lemak tak jenuh yang dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Selain itu, mengonsumsi buah-buahan seperti apel, pir, jeruk, sayuran seperti asparagus, kacang merah, dan biji-bijian utuh, juga dapat menurunkan penyerapan kolesterol di usus sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami