Alasan Hamas Kembali Tolak Syarat Gencatan Senjata di Gaza
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Hamas kembali menolak persyaratan baru Israel yang diajukan dalam perundingan gencatan Gaza, sehingga perundingan tersebut berakhir tanpa kesepakatan.
Delegasi Hamas meninggalkan lokasi perundingan di ibu kota Mesir, Kairo, usai bertemu dengan para mediator dan menerima informasi soal putaran negosiasi terakhir.
Dua sumber keamanan Mesir mengatakan pembicaraan berakhir tanpa kesepakatan, karena baik Hamas maupun Israel tak menyetujui kompromi yang diusulkan oleh mediator.
Lantas, apa yang membuat perundingan gencatan senjata Gaza kembali mandek?
Dilansir Al Jazeera, poin-poin utama yang menjadi perdebatan dalam perundingan ini yakni soal kehadiran Israel di Koridor Philadelphi, yang merupakan perbatasan di sepanjang wilayah selatan Gaza dengan Mesir.
Delegasi Hamas menuntut agar Israel mengikuti kesepakatan pada 2 Juli lalu, sesuai dengan proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Hamas mengaku siap melaksanakan kesepakatan demi kepentingan rakyat Palestina, namun menegaskan perlunya gencatan senjata secara permanan dan penarikan penuh semua pasukan Israel dari Gaza.
Hamas juga menegaskan kesepakatan gencatan senjata ini harus mencakup kebebasan kembali bagi penduduk Gaza ke rumah mereka, bantuan dan pembangunan kembali, serta kesepakatan pertukaran tawanan.
Dalam hal ini, Hamas menyalahkan Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena memaksakan tuntutan baru dan tidak serius dalam mencapai gencatan senjata.
Netanyahu disebut bersikeras perang di Gaza terus lanjut, hingga kemenangan total atas Hamas bisa diraih.
Pembicaraan perundingan gencatan senjata selama berbulan-bulan secara berkala juga gagal menghasilkan kesepakatan, padahal agresi Israel di Gaza sudah berlangsung lebih dari 10 bulan.
Hingga kini jumlah korban akibat agresi Israel di Gaza juga bertambah menjadi lebih dari 40 ribu orang, di mana sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net