Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Tanda-tanda Alam Saat Tradisi Bau Nyale di Pantai Lombok Selatan Dimulai
BERITABALI.COM, NTB.
Perayaan Bau Nyale (mencari cacing laut) di pulau Lombok bagian selatan sudah dimulai sejak Kamis (9/2). Dan puncaknya Bau Nyale akan dilaksanakan subuh, 10 Februari 2023. Bau Nyale ditetapkan menjadi agenda event pariwisata nasional.
Warga beramai-ramai turun ke laut mencari cacing laut, yang dipercaya sebagai jelmaan dari Putri Mandalika.
Warga membawa sorok atau jaring alat tangkap nyale (cacing laut). Ada yang membawa sorok dari rumah. Dan ada juga membeli sorok yang dijual di sekitar pantai lokasi Bau Nyale. Menjadi berkah bagi pedagang sorok, panen penjualan.
Nyale yang muncul pada Kamis(9/2) hari berjenis penyamo, atau nyale pembuka. Setelah nyale penyamo, selanjutnya akan datang nyale penetar atau nyale solah (cacing bagus).
Datangnya nyale dengan melihat tanda-tanda alam, seperti hujan yang terus turun belakangan hari.
Sebelum perayaan Bau Nyale dilaksanakan, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah melakukan Sangkep Warige atau penentuan tanggal Bau Nyale di Desa Adat Ende pada Rabu (11/1/2023) lalu.
Sangkep Warige sendiri merupakan musyawarah yang dilakukan oleh para pemangku adat, budayawan, penghayat budaya Suku Sasak dan pemangku kebijakan untuk menentukan hari baik dalam melakukan sebuah acara.
Budayawan Lombok Raden Tuan H Lalu Muhammad Putria mengatakan, terdapat tujuh tanda alam munculnya nyale. Yakni terdengarnya suara gemuruh dari laut pantai selatan. Hujan angin yang disertai dengan petir yang berlangsung cukup lama bahkan bisa hingga tujuh hari berturut-turut.
Terlihatnya bintang tenggale, bintang pai dan bintang rowot. Tanaman kentalun atau tanaman perdu mulai berbunga. Terdengarnya bunyi tengkereq. Tengkereq ini semacam belalang yang bunyinya sangat nyaring.
Dan tanda lainnya, Rebung sudah tidak bisa tumbuh lagi atau bambu muda sudah tidak bisa naik ke atas.
"Rebung ini oleh masyarakat suku Sasak Lombok dijadikan sebagai sayuran yang bisa diolah menjadi berbagai macam jenis makanan," jelasnya.
Jamur atau dalam bahasa Sasak disebut tengkung sudah tidak bisa lagi dikonsumsi karena mengandung racun. Jika melihat dari tanda maka akan benar Nyale ini akan bisa ditangkap pada tanggal 10-11 Februari 2023.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/lom
Berita Terpopuler
Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 208 Kali
Korban Hanyut di Ubud Ditemukan Tewas di Sukawati
Dibaca: 176 Kali
Halloween di Bandara Ngurah Rai Usung Mitologi Bali
Dibaca: 171 Kali
Koster Minta Wisman Pelanggar Lalu Lintas Ditindak Tegas
Dibaca: 138 Kali
1.000 Personel Amankan Kejuaraan Dunia Vovinam di Buleleng
Dibaca: 135 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem