Menurut Kalapas Kelas IIA Kerobokan Denpasar, Sudjonggo, kericuhan yang awalnya dipicu napi berinisial S yang sering diejek oleh rekan lainnya berinisial G. Agar keributan tak terjadi antara napi S dan G, napi bernama herman dan Andre berusaha melerainya.
"Sesungguhnya Herman dan Andre bukan merupakan target yang hendak dicari oleh napi berinisial S. H (Herman) dan A (Andre) justru hendak melerai. Kala itu keduanya tengah membersihkan kamar," ujar Sudjonggo, Kamis 14 Mei 2015.
Namun sayang, S yang sudah memendam dendam tak kuasa menahan emosi. Dan dengan sebatang besi tajam yang telah dipersiapkannya, ia hendak melampiaskan dendamnya kepada G.
"Saat dilerai, justru S menyerang Herman dan Andre. Keduanya kena tusukan besi tajam yang terhunus dari tangan S," jelas Sudjonggo.
Sudjonggo melanjutkan, satu tusukan S tepat mengenai jantung Herman. Sementara, Andre mengalami luka tusukan di perut dan asaran utama S yakni G dalam keadaan baik-baik saja.
"Herman tewas dalam perjalanan dari lapas menuju RSUP Sanglah Denpasar. Sementara Andre yang mengalamai luka serius kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Sanglah," pungkasnya.