Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comJembrana Gandeng ITS untuk Tingkatkan PAD Tanpa Naikkan Pajak
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Di tengah sorotan soal rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di banyak kabupaten dan kota, pemerintah daerah kini mulai mencari cara baru agar bisa mandiri tanpa harus menambah pajak atau pungutan bagi masyarakat.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah memanfaatkan teknologi dan bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Baca juga:
WNA di Bali Bisa Kena Pajak, Ini Aturannya
Contohnya bisa dilihat di Kabupaten Jembrana, Bali. Pekan lalu, Pemkab Jembrana menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kerja sama ini meliputi pengembangan strategi pembangunan berbasis data, digitalisasi layanan publik, hingga meningkatkan daya saing BUMD. Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan HUT ke-130 Kota Negara di Gedung Kesenian Dr. Ir. Soekarno, Jembrana.
Wakil Rektor IV ITS, Prof. Agus Muhamad Hatta, menilai inovasi adalah kunci agar daerah bisa lepas dari ketergantungan dana pusat.
“Kalau hanya mengandalkan pungutan, PAD tidak akan tumbuh besar. Daerah perlu strategi yang cerdas, misalnya dengan sistem pemetaan spasial untuk perencanaan wilayah, atau meningkatkan efisiensi BUMD lewat teknologi,” ujarnya.
Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menegaskan kerja sama ini bukan sekadar seremonial. Menurutnya, inovasi harus benar-benar hadir di layanan publik sekaligus membuka peluang baru bagi ekonomi lokal, mulai dari pendidikan, lingkungan, perkebunan, hingga pertanian.
Isu peningkatan PAD tanpa jalan pintas memang sedang hangat dibicarakan secara nasional. Banyak daerah masih bergantung sampai 70 persen pada dana transfer pusat, sementara potensi lokal belum dikelola maksimal. Padahal, Kementerian Keuangan menekankan bahwa kemandirian fiskal adalah salah satu indikator penting menuju pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Sejak 2019, Jembrana sudah memiliki program pengelolaan sampah berbasis komunitas yang mampu mengolah hampir 13 ribu ton sampah dan membuka lapangan kerja baru. Model ini kemudian dikembangkan lebih jauh melalui kemitraan dengan ITS.
Langkah Jembrana memperlihatkan arah baru pembangunan daerah: kolaborasi lintas sektor, pemanfaatan teknologi, dan keberpihakan pada SDGs. Jika berhasil, kerja sama Jembrana–ITS bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain yang ingin meningkatkan PAD tanpa membebani masyarakat.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
