search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kenali Penyebab Gusi Bengkak Saat Hamil, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
Senin, 5 Mei 2025, 13:29 WITA Follow
image

beritabali/ist/https://geo.dailymotion.com/player.html?video=x82pkhb.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Berbicara tentang gangguan kesehatan pada ibu hamil, salah satu yang dapat dialami selama masa kehamilan adalah gusi bengkak. Sebagian bumil mungkin merasakan gusi bengkak, yang menyebabkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang menyebabkan kehilangan nafsu makan. 

Saat masa kehamilan, gusi bengkak dapat terjadi akibat peningkatan aliran darah ke jaringan gusi, yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Prevalensi gusi bengkak atau gingivitis pada ibu hamil cukup tinggi, berkisar 30% hingga 70%.

PAFI dengan alamat website pafikotasibolga.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia fokus terhadap penyusunan standar pendidikan, pelatihan, sertifikasi, dan etika profesi. 

Organisasi ini juga mendorong penelitian dan inovasi di bidang farmasi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi di Indonesia.

Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab gusi bengkak saat hamil, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya gusi bengkak saat hamil?

Pada umumnya, gusi bengkak pada ibu hamil dapat disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan, terutama peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Perubahan hormon ini meningkatkan aliran darah ke jaringan gusi, membuat gusi menjadi lebih sensitif, mudah meradang, dan rentan berdarah saat menyikat gigi atau mengunyah makanan. 

Selain itu, perubahan hormonal juga menghambat respons normal tubuh terhadap bakteri di mulut, sehingga plak lebih mudah menumpuk dan menyebabkan radang gusi atau gingivitis kehamilan. Kondisi ini biasanya mulai muncul pada trimester kedua dan bisa berlanjut hingga trimester ketiga, namun umumnya akan membaik setelah melahirkan. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya gusi bengkak saat hamil yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Adanya perubahan hormon selama kehamilan

Salah satu penyebab utama gusi bengkak saat hamil adalah perubahan hormon, khususnya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mengalami lonjakan signifikan selama kehamilan dan berperan dalam berbagai perubahan fisiologis tubuh, termasuk pada jaringan mulut. 

Hormon progesteron meningkatkan permeabilitas pembuluh darah di jaringan gusi, sehingga aliran darah ke area tersebut meningkat. Kondisi ini membuat gusi menjadi lebih merah, lunak, dan mudah bengkak. Perubahan hormon juga mempengaruhi sistem imun, sehingga tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan bakteri penyebab infeksi di mulut. Akibatnya, bakteri yang biasanya terkendali bisa berkembang biak lebih banyak dan memicu peradangan.

2. Penumpukan plak dan bakteri di mulut

Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk dari sisa makanan dan bakteri di permukaan gigi. Selama kehamilan, karena perubahan hormon dan respons imun, plak lebih mudah menumpuk dan sulit dibersihkan secara optimal. Plak yang tidak dibersihkan dengan baik akan menyebabkan iritasi dan infeksi pada gusi, memicu peradangan (gingivitis) yang ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan perdarahan gusi. 

Gingivitis kehamilan ini biasanya mulai muncul pada trimester kedua dan jika tidak diatasi dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius seperti periodontitis (peradangan jaringan penyangga gigi).

3. Kebiasaan dan pola makan saat hamil

Ibu hamil sering mengalami perubahan nafsu makan dan preferensi makanan, yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut seperti konsumsi makanan manis dan karbohidrat tinggi. Selain itu, morning sickness dan muntah berulang dapat mengakibatkan gusi bengkak. Asam lambung yang naik ke mulut akibat muntah dapat mengikis enamel gigi dan mengiritasi jaringan mulut, termasuk gusi.

4. Faktor kebiasaan dan kondisi medis lainnya

Di Indonesia, meskipun tidak dianjurkan bagi ibu hamil, beberapa ibu mungkin masih merokok sebelum hamil. Merokok dapat memperburuk kondisi gusi karena mengurangi aliran darah dan melemahkan sistem imun lokal di mulut. Selanjutnya, gejala penyakit diabetes gestasional dapat terjadi selama masa kehamilan. 

Diabetes ini dapat meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi pada jaringan gusi. Penting bagi bumil untuk menjaga kesehatan selama kehamilan, terutama masalah berat badan berlebihan (obesitas) dan rutin olahraga ringan agar menghindari diabetes.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati gusi bengkak saat hamil?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari gusi bengkak pada ibu hamil. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala gusi bengkak selama kehamilan serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Sanorine biru

Apoteker akan merekomendasikan obat kumur yang dapat digunakan selama masa kehamilan, salah satunya adalah sanorine biru. Sanorine mengandung sodium hyaluronat, yang dapat membantu mengobati ulser mulut, gingivitis, akumulasi plak, membantu regenerasi jaringan, mencegah trauma ulser karena kawat gigi. Penggunaan asam hyaluronat untuk penanganan ulser mulut aman untuk ibu hamil.

2. Minosep gargle hijau

Minosep gargle hijau adalah obat kumur lainnya yang dapat apoteker resepkan untuk menghilangkan gusi bengkak selama kehamilan. Obat ini mengandung chlorhexidine yang merupakan antiseptik efektif yang dapat mengurangi plak dan radang gusi. Penggunaan dalam konsentrasi rendah (0,1-0,2%) aman untuk ibu hamil jika digunakan sesuai petunjuk dari apoteker.

3. Paracetamol

Paracetamol adalah pilihan utama obat pereda nyeri yang aman untuk ibu hamil, termasuk untuk mengatasi nyeri akibat gusi bengkak. Dosis harus sesuai anjuran apoteker atau petunjuk kemasan. Paracetamol tidak memiliki bukti efek berbahaya pada janin jika digunakan dengan benar.

4. Antibiotik

Antibiotik seperti cefadroxil dapat diresepkan oleh apoteker jika terdapat infeksi bakteri yang berat dan disertai demam. Namun, pemberian antibiotik sangat jarang karena perlu perhatian khusus, terutama efeknya selama kehamilan.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala gusi bengkak selama kehamilan adalah berkumur dengan air garam. Air garam hangat memiliki sifat antiseptik yang dapat membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan gusi. Berkumur dengan air garam beberapa kali sehari dapat membersihkan sisa makanan dan bakteri penyebab iritasi gusi tanpa membahayakan janin.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami