search
light_mode dark_mode
Mahasiswa Undiksha Bantu Pulihkan Trauma Anak Panti Asuhan dengan Konseling Prajuna

Sabtu, 30 Agustus 2025, 09:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mahasiswa Undiksha Bantu Pulihkan Trauma Anak Panti Asuhan dengan Konseling Prajuna.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Indonesia kerap menghadapi bencana yang disebabkan faktor alam maupun manusia, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga kebakaran. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya merusak fisik, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan psikologis, terutama bagi anak-anak.

Isu ini pula yang mendorong lima mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) menggagas program konseling inovatif berbasis filosofi percakapan Krishna dan Arjuna dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM).

Kegiatan dilaksanakan di Panti Asuhan Wisma Anak Harapan, Dalung, Kabupaten Badung, yang terdampak kebakaran pada 3 Agustus 2024. Peristiwa itu menghancurkan fasilitas penting panti, mulai dari aula, kantor, dapur, hingga 11 kamar anak-anak. Sebanyak 55 anak kini tinggal sementara di rumah ketua panti asuhan dalam kondisi serba terbatas.

Tim PKM-PM yang terdiri dari Ni Putu Raina Cantika Dewi (ketua tim), Ni Putu Raini Dewi Lestari, Ni Putu Diah Agustina Putri, I Gede Dharma Surya Arta, dan Kadek Ayu Rani Fibriyana, dengan dosen pendamping Anak Agung Ayu Dewi Sutyaningsih, M.Pd., merancang program Pelatihan Prajuna (Percakapan Krishna dan Arjuna).

Program ini mengacu pada nilai-nilai luhur seperti ketenangan batin, keberanian, pengendalian diri, serta kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Pendekatan tersebut diharapkan dapat membantu anak-anak membangun ketahanan mental menghadapi krisis hidup dan trauma masa lalu.

Rangkaian kegiatan berlangsung sepanjang Agustus 2025, mencakup tiga tahap:

Prajuna 1: pengenalan kisah Krishna dan Arjuna melalui video edukatif Mahabharata,

Prajuna 2: konseling kelompok dengan eksplorasi emosi, diskusi solusi, serta latihan pengambilan keputusan,

Prajuna 3: refleksi emosional dengan simulasi diorama bencana, latihan pernapasan, dan yoga.

Salah satu elemen menarik adalah pembuatan diorama bencana. Anak-anak diajak membuat karya visual tentang pengalaman mereka, lalu berbagi cerita dan perasaan di balik karya tersebut. Proses ini menjadi bentuk terapi kreatif yang mendalam.

Selain itu, kegiatan juga melibatkan pemutaran video percakapan Krishna dan Arjuna, pembacaan pesan moral, hingga penulisan refleksi diri. Semua berlangsung dalam suasana hangat, inklusif, dan penuh empati, sehingga anak-anak merasa didengarkan tanpa dihakimi.

Pengurus panti, Fitri Suary, mengapresiasi kegiatan ini. Ia menyebut metode konseling berbasis Krishna dan Arjuna mampu membangun kepercayaan diri serta kepekaan sosial anak-anak.

Ketua tim, Ni Putu Raina Cantika Dewi, menegaskan bahwa program ini adalah bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menjawab persoalan sosial dengan pendekatan lintas disiplin.

“Nilai-nilai luhur dalam percakapan Krishna dan Arjuna tidak hanya menjadi narasi spiritual, tetapi juga bisa ditanamkan sebagai prinsip kehidupan yang membentuk generasi muda tangguh secara mental dan emosional,” ujarnya.

Program ini menjadi contoh bahwa PKM-PM bukan sekadar pengabdian, melainkan ruang inovatif mahasiswa untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Dengan pendekatan manusiawi dan filosofis, pemulihan trauma anak-anak panti bukan lagi hal mustahil, melainkan proses penyembuhan bersama.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami