Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Kasus DBD di Tabanan Meningkat, Simak Cara Pencegahannya
BERITABALI.COM, TABANAN.
Sepanjang tahun 2024, jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) yang ditangani di RSUD Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan signifikan.
Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak, bahkan dapat berujung pada kematian di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia.
Untuk menghindari dampak fatal, selain melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan fogging berkala, langkah terbaik adalah mencegah penyakit ini sejak dini.
Dokter spesialis Penyakit Dalam RS Prof. Ngoerah Denpasar, dr. Kartika Tejawati, menjelaskan bahwa DBD disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti, yang populasinya meningkat selama musim hujan.
“Nyamuk sebagai pembawa virus ini menggigit manusia, sehingga seseorang yang sistem imunnya lemah bisa terjangkit demam berdarah,” jelasnya.
Untuk mencegah DBD, dr. Teja menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh. Dengan sistem imun yang kuat, risiko infeksi demam berdarah bisa dikurangi secara signifikan.
Selain menerapkan 3M Plus sebagai cara utama mencegah penyebaran DBD, dr. Teja menyarankan masyarakat untuk melakukan vaksinasi DBD sesuai anjuran dokter.
“Hal ini karena vaksin DBD mampu melengkapi perlindungan keluarga dalam mencegah penyakit dengue dan mengurangi risiko keparahan,” lanjutnya.
Vaksinasi DBD telah direkomendasikan oleh asosiasi medis dan tersedia di Indonesia bagi individu berusia 6-45 tahun. Sebelum melakukan vaksinasi, masyarakat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Jika seseorang terinfeksi DBD, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan di rumah sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Beberapa langkah awal yang bisa dilakukan adalah beristirahat yang cukup untuk memulihkan tenaga, meningkatkan asupan cairan, serta mengonsumsi makanan bernutrisi. Jika demam tidak mereda, pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter yang mungkin akan memberikan paracetamol untuk meredakan gejala.
Namun, bagi pasien anak, tidak disarankan untuk memberikan ibuprofen atau aspirin karena dapat berdampak buruk terhadap jumlah trombosit darah.
"Namun jika dalam kurun waktu 24 jam anak mengalami muntah disertai penurunan kondisi secara umum, segera bawa anak ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan," tambahnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim
Berita Terpopuler
Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 195 Kali
Korban Hanyut di Ubud Ditemukan Tewas di Sukawati
Dibaca: 160 Kali
Halloween di Bandara Ngurah Rai Usung Mitologi Bali
Dibaca: 155 Kali
1.000 Personel Amankan Kejuaraan Dunia Vovinam di Buleleng
Dibaca: 126 Kali
Koster Minta Wisman Pelanggar Lalu Lintas Ditindak Tegas
Dibaca: 125 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem