Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Australia, Tetangga Nakal yang Sering Menyakitkan
jakarta
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Jakarta. Bertahun-tahun Australia, tetangga selatan, sangat bernafsu untuk mengetahui rahasia rumah kebangsaan dan kenegaraan RI. Penyadapan Australia terhadap telepon Presiden SBY, para pejabat dan petinggi istana adalah bukti bahwa Australia sangat ingin tahu tentang Indonesia.
Untuk hasratnya itu, Australia tak segan-segan menyadap, sekaligus menyakiti perasaan tetangganya sebagai negara dan bangsa yang berdaulat. Namun, Australia juga merupakan tetangga yang menyenangkan dan diperlukan Indonesia. Simak laporan di bawah ini.
Dalam konteks penyadapan, jelas Australia berkhianat pada persahabatan Jakarta dan Canberra, ia sudah tidak punya urat malu untuk menyadap seluruh percakapan rahasia elite dan pemimpin di Jakarta.
Seperti diketahui, percakapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta istrinya, Ibu Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri di kabinet, disadap Badan Intelijen Australia. Telepon yang disadap termasuk milik Wakil Presiden Boediono yang berada di Australia minggu lalu, mantan wakil Jusuf kalla, Juru bicara Kepresidenan Dinno Patti Djalal, Andi Mallarangeng, Hatta Rajasa, Sri Mulyani Indrawati, Widodo Adi Sucipto dan Sofyan Djalil.
Dokumen rahasia yang dibocorkan mantan pegawai CIA dan kini menjadi buron Amerika Serikat, Edward Snowden, menunjukkan bahwa Presiden SBY dan sembilan orang lingkaran dalamnya telah menjadi target penyadapan Australia. Pemerintah RI memanggil Duta Besar (Dubes) RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, agar kembali ke Tanah Air. Tapi ini bukan akhir hubungan Indonesia dan Australia.
Menurut Menlu Marty Natalegawa, keputusan menarik pulang Dubes Indonesia untuk Australia merupakan reaksi atas pemberitaan penyadapan yang dilakukan badan intelijen Australia, Directorate Signals Defense (DSD) terhadap kepala negara, Presiden SBY, serta beberapa pejabat tinggi lainnya.
Sejarah hubungan RI-Australia telah lama terjalin sejak 1942 ketika Belanda menjadikan Australia sebagai tempat pengasingan tawanan dari Tanah Merah, Indonesia. Australia yang mengetahui hal tersebut spontan mendukung agar tawanan itu dibebaskan.
Sayangnya, awal yang baik tersebut tidak membawa arti pada masa perebutan Irian Barat, masa konfrontasi Indonesia-Malaysia, dan juga masa integrasi Timor Timur yang kemudian terlepas dari Indonesia di tahun 1999.
Pada era Pak Harto, kurun 1980-an dan 1990-an, pemberitaan koran ''Sydney Morning Herald'' oleh David Jenkins, Australia juga melukai perasaan pemimpin Indonesia. Berbagai hal ini karena kedua negara tersebut memiliki kepentingan yang berbeda terhadap semua isu tersebut.
Pada 1996 Australia dan Indonesia membuat Perjanjian Pertahanan Keamanan. Perjanjian tersebut dibuat karena kedua negara ingin memperkuat persahabatan. Perjanjian itu juga mengakui pentingnya jaminan perdamaian dan stabilitas kawasan sebagai cara untuk menjamin adanya pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bagi kedua negara.
Namun kendati begitu banyak ketegangan yang terjadi diantara keduanya, Indonesia-Australia telah memutuskan untuk terus menjalin kerjasama yang saling menguntungkan untuk ke depannya, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan. Hasilnya adalah sejak tahun 1991, jumlah orang Indonesia yang mengunjungi Australia telah meningkat rata-rata 55% setiap tahun. Sekarang Australia menjadi tujuan wisata yang semakin populer bagi wisatawan Indonesia.
Menanggapi penyadapan Australia terhadap elite Jakarta, pemanggilan pulang Dubes RI di Canberra, akan menjadi ‘pukulan’ bagi Australia. Ada iritasi dalam relasi kedua negara untuk waktu sementara. Sama sakitnya, memang.
Namun, cepat atau lambat, Canberra dan Jakarta akan berbaik kembali, seperti dua tetangga yang kadang cekcok dan kemudian berbaik kembali, karena memang kedua pihak saling membutuhkan. Apalagi, ada kepentingan kedua negara yang abadi, kalaupun bukan persahabatan yang kekal. Apa hendak dikata, itulah Australia, tetangga dengan perbedaan budaya beserta segala hawa nafsunya! [bbn/inilah/berbagai sumber]
Reporter: -
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
