Soal Pawai Ogoh-ogoh, STT Banjar Tainsiat Harap Tak Ada "Prank"
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pemerintah provinsi Bali memutuskan untuk mengizinkan pawai ogoh-ogoh pada serangkaian perayaan hari suci nyepi tahun 2022 ini. Ogoh-ogoh dapat dibuat oleh lembaga seperti banjar maupun desa.
Dalam pelaksanaannya, pembuatan hingga pawai ogoh-ogoh diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan. Keputusan pemerintah itu disambut baik oleh para generasi muda khususnya di Kota Denpasar.
Salah satunya diungkapkan Ketua ST Yowana Saka Darma Banjar Tainsiat Denpasar Pande Ganantra. Kendati telah pasti mendapat izin dari pemerintah, dia berharap pawai kali ini tidak lagi terjadi prank alias lelucon.
"Kita sangat senang lah karena ini kan bisa lagi ngarak ogoh-ogoh. Tapi takut tiang kan kena prank lagi. H-1, H-3. Karena ada varian baru kan takutnya nggak boleh mengarak ogoh-ogoh. Seperti tahun 2020, sudah selesai tapi tau-taunya tidak boleh diarak," ujarnya saat diwawancarai melalui daring Jumat 7 Januari 2022 sore.
Terkait apa jenis ogoh-ogoh yang akan dibangun, Pande enggan berkomentar. Dia mengatakan hal itu masih rahasia, namun akan digarap dalam waktu dekat ini dengan melibatkan arsitek Komang Kedux.
Namun yang jelas tokoh yang akan dibangun sebagai ogoh-ogoh masih mengusung budaya Bali. Pande menambahkan dirinya sepakat bahwa penerapan protokol kesehatan sangat penting dalam menyukseskan pawai ogoh-ogoh tahun ini.
Untuk itu dirinya bersama kawan-kawan berkomitmen untuk memanfaatkan momentum kebangkitan kreativitas di tengah pandemi ini dengan menaati aturan-aturan.
Hal itu juga dikatakan Ketua PHDI Kota Denpasar Nyoman Kenak Dia berharap generasi muda tetap memaknai keputusan ini dengan menaati protokol kesehatan. Sebab ketaatan masyarakat memengaruhi kebijakan pemerintah dalam mengatur kegiatan masyarakat di tengah pandemi.
"Dalam perspektif agama, kegiatan harus didasari harmonisasi yang mengandung nilai Satyam, Shivam, Sundaram. Satyam dalam hal ini adalah kebenaran, yakni mengikuti aturan yang berlaku," ujarnya saat diwawancarai Jumat sore.
Dia menekankan agar pelaksanaan pawai diawali dari proses pembuatan hingga pawai berlangsung dapat dikendalikan oleh Yowana. Kata dia, jangan sampai euforia generasi muda dalam menyambut keputusan ini justru berujung kepada perubahan keputusan.
Sebab bila terjadi lonjakan kasus penularan Covid-19, tentunya pemerintah akan melakukan evaluasi salah satunya menunda pelaksanaan pawai ogoh-ogoh. Maka dari itu seluruh pihak ia harap mendukung kelancaran kegiatan ini dengan menjaga diri dari paparan Covid-19.
Selain menaati protokol kesehatan, salah satu yang diperhatikan dalam pembuatan ogoh-ogoh adalah menghindari penggunaan plastik dan sterofoam. Pembatasan timbulan sampah plastik ini telah diatur dalam regulasi di tingkat Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah Kota Denpasar.
Reporter: bbn/dps