Situs Candi Budha Kalibukbuk Diresmikan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Setelah lima belas tahun dalam proses pemugaran setelah ditemukan seorang warga saat menggali sumur, Situs Candi Budha Kalibukbuk kini berdiri dengan kokoh dan dibuka untuk umum setelah diresmikan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Situs Candi Budha Kalibukbuk yang berlokasi di Desa Kalibukbuk, sebelah selatan persimpangan Lovina, Minggu (24/5) diresmikan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Hari Untoro Drajat dan selanjutnya keberadaan peninggalan abad VII – XIV Masehi itu dinyatakan terbuka untuk umum.
“Peninggalan sejarah berbentuk Situs Candi Budha ini, selanjutnya diserahkan pengelolannya kepada pemerintah kabupaten Buleleng sesuai dengan UU.RI No. 5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya, Kita bertugas memugar peninggalan sejarah untuk dilestarikan. Pemanfaatan selanjutnya, kita serahkan kepada pemerintah daerah,†ungkap Hari Untoro Drajat.
Sesuai dengan UU.RI No. 5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya, keberadaan Situs Candi Budha Kalibukbuk, yang dipugar diatas lahan seluas 6 are milik Anak Agung Ngurah Sentanu, dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan agama, sosial, ilmu pengetahuan, dan pariwisata.
â€Sekarang, bagaimana Pemkab mengelola peninggalan sejarah dan pubakala ini untuk kepentingan daerah dan masyarakat, yang jelas, Situs Budha yang ditemukan dan dipugar ini memiliki nilai sejarah dan juga menunjukkan toleransi antar umat sekitar abad VI-XIV di wilayah Desa Kalibukbuk. Nilai-nilai itulah yang harus dijaga dan ditauladani pada kehidupan saat ini,†papar Hari Untoro Drajat.
Plt.Sekretaris Daerah, Sekda Kabupaten Buleleng,Ketut Gelgel Ariadi yang dikonfirmasi terkait pengelolaan Situs Candi Budha Kalibukbuk setelah diresmikan, menyatakan siap menerima dan mengelola situs tersebut untuk kepentingan daerah dan masyarakat.
â€Pemkab melalui Disbudpar akan mengelola situs ini untuk kepentingan agama,sosial,ilmu pengetahuan,dan juga pariwisata. Situs yang berada dekat dengan pusat pariwisata Lovina, akan dapat menambah objek pariwisata Lovina yang selama ini hanya mengandalkan panntai,†ujar Gelgel Ariadi.
Sementara, keberadaan Situs Candi Budha Kalibukbuk, pertama kali diketahui dengan ditemukannya stupika dan meterial tanah liat oleh penduduk setempat saat melakukan penggalian kolam renang di belakang Hotel Angsoka pada tahun 1991, kemudian pada tahun 1994, untuk kali kedua ditemukan benda serupa dikebun kelapa milik Anak Agung Sentanu saat akan mengali tanah untuk membuat sumur.
Dari penemuan itu, selanjutnya dilakukan penelitian secara intensif mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 2002. Sedangkan pemugarannya berlangsung tahun 2004-2009. Dari eskavasi penyelamatan, ditemukan batu bata bertulis motif sulur-suluran, relief gajah dan gana yang merupakan bagian dari candi, 100 stupika, serta susunan batu andesit. Berdasarkan temuan itu, Candi Kalibukbuk diperkirakan berasal dari sekitar abad VII-XIV Masehi. (sas)
Reporter: Kominfo NTB