search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puluhan Pedagang Dizolimi Pengelola GWK yang Baru
Sabtu, 27 April 2013, 14:54 WITA Follow
image

google.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Jimbaran. Selain permasalahan pedangan bandara di Bandara Ngurah Rai, kini muncul lagi masalah dari para pedagang yang telah membeli sejumlah toko di kawasan Plasa Amata, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Jimbaran, Badung, Bali.

Puluhan pedagang dari 200 pemilik toko mengaku merasa dizolimi oleh kebijakan pihak Alam Sutra selaku Investor yang baru.

Persoalan ini mencuat, setelah sejumlah pemilik toko berencana untuk memulai membuka usahanya dengan memasukkan barang yang akan dijual.

Pasalnya, akses jalan yang selama ini dijadikan jalur keluar masuk yang juga menjadi akses jalan milik GWK, langsung ditutup.

"Ditutup bukan dalam artian kami tidak diperkenankan lewat, tetapi barang-barang kami tidak diperkenankan masuk. Alasannya, Sudah ada kebijakan baru dan aturan baru yang diterapkan," ujar Hendra Dinata, salah satu pemilik toko di kawasan GWK, Sabtu (27/4/2013).

Menurut Hendra yang didampingi puluhan pedagang pemilik toko, perintah larangan tersebut diteruskan oleh security jaga, sehingga pihak pengelola toko-toko yang dalam hal ini dipegang oleh Garuda Adi Mantra (GAIN) tidak bisa bertemu langsung dengan direksi dari Alam Sutra. Anehnya, manajemen tidak mau tahu dan tidak mau bertemu dan menolak dengan pihak GAIN untuk melakukan negosiasi.

"Kami sempat bertemu sekali saja dengan HO Divisi Alam Sutra, ibu Tri Wijaya. Tetapi itu pertemuan sepihak tidak menyeluruh kepada seluruh para pedagang di toko ini. Kita diminta untuk mengikuti aturan baru dari alam sutra yang sangat merugikan kita," jelasnya.

Sementara itu, Irma salah satu pemilik toko yang mengaku sudah rugi lebih dari 12 milyar ini mengaku selama ini dirinya membeli toko ke pihak pengelola berdasarkan dari apa yang telah diputuskan dalam perjanjian dengan pihak Investor lama.

"Kalau ingin dirubah perjanjiannya, kita semua dong dilibatkan. Jujur kita beli toko ini sama saja dengan sudah memendam uang kita selama 12 tahun. Sejak kita beli pada tahun 2002 lalu, sekarang giliran kita mau buka, kok kesannya seperti mau diusir. Mungkin saja mereka ingin membeli kembali tetapi dengan harga murah," jelasnya.

Selain persoalan masalah akses jalan, secara diam-diam pihak Alam Sutra juga melakukan pemagaran diareal Plaza Amata, dengan tembok beton permanen.

Bahkan para pemilik toko terkesan dipaksakan untuk menandatangani MOU yang tidak sesuai dengan isi perjanjian dengan investor sebelumnya di GWK.

Atas kesewenang-wenangan ini, pihak pengelola dan para pengusaha pemilik toko akan mengadukannya ke DPRD Bali dan lembaga pemerintahan lainnya.

Hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pihak Alam Sutera selaku pengelola GWK yang baru. (Dws)

 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami