search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Terapi Finerenone Bayer untuk Sejumlah Penyakit
Rabu, 20 April 2022, 22:45 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Mengenal Terapi Finerenone Bayer untuk Sejumlah Penyakit

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Penyakit kronis seperti kardiovaskular atau sakit jantung, ginjal kanker, diabetes dan obesitas masih jadi masalah kesehatan terbesar di Indonesia, karena memicu kematian yang tinggi.

Ini jugalah yang membuat pemangku kebijakan memutar otak mencari solusi untuk menanganinya.

Menariknya, inovasi pengobatan yang diluncurkan Bayer, yakni Finerenone Bayer yang mampu memberikan hasil positif pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang terkait dengan diabetes tipe 2 (T2D).

Finerenone Bayer adalah sejenis antagonis selektif reseptor mineralokortikoid pertama yang menunjukkan hasil positif bagi ginjal dan kardiovaskular.

Hal ini jadi kemajuan pengobatan yang patut disyukuri, mengingat 15 juta orang meninggal setiap tahunnya sebelum usia 70 tahun di seluruh dunia, termasuk akibat penyakit ginjal.

Apalagi menurut riset pada tahun 2050, satu dari empat orang di Asia Pasifik akan berusia di atas 60 tahun.

"Tahun 2021 menjadi tahun yang sukses bagi Bayer Divisi Pharmaceuticals. Kami meningkatkan fokus pada hal yang paling penting yaitu menyediakan obat-obatan inovatif dan esensial bagi pasien di Asia Pasifik, meskipun di tengah tantangan akibat pandemi," ujar Head of Commercial Operations Bayer Pharmaceuticals Asia Pacific, Dr. Ying Chen saat konferensi pers, Rabu (20/4/2022).

Selain terapi untuk pasien penyakit ginjal kronis, terapi ini juga bisa digunakan untuk orang dengan diabetes dan obesitas.

Ditambah, seiring dengan penuaan, dampak kumulatif terbesar pada kesehatan berasal daripeningkatan tinggi dalam risiko metabolisme, yaitu Indeks Massa Tubuh atau BMI yang tinggi, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, terhitung hampir 20 persen dari total penurunan kesehatan di seluruh dunia pada tahun 2019.

Hal ini bisa menjawab tingginya prevalensi diabetes meningkat di Asia Pasifik. Di India sebanyak lebih dari 70 juta orang hidup dengan diabetes.

Di dunia, satu dari 10 orang dewasa hidup dengan diabetes dan hampir setengahnya tidak terdiagnosis.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami