search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Laksanakan Tugas, Bendesa Adat Mesti Berpegangan pada Catur Marga
Sabtu, 29 September 2018, 14:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Untuk sukses dalam melaksanakan tugas para pengurus Bendesa Adat baru harus berpegangan pada empat jalan yaitu catur marga. Ini merupakan empat jalan menuju kesuksesan sesuai filsafat Agama Hindu yang dimuat dalam Upadesa. 
 
[pilihan-redaksi]
Empat jalan tersebut meliputi bakti marga dimana harus tulus menerima diri dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugas diberikan. Setelah mampu melaksanakan bakti marga dilanjutkan dengan jnana marga dengan peningkatan kualitas diri melalui belajar. Untuk yang ketiga seorang pemimpin harus mampu bekerja dan bekerja melalui kriya marga. 
 
Termasuk dalam melaksanakan ketiga jalan tersebut harus fokus melalui yoga marga. “Bila keempat ini telah dilaksanakan dengan baik dan didasari dengan dasarai Tri Kaya Parisuda saya yakin dapat mewujudkan desa pakraman Denpasar yang baik,” ungkap Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara mewakili Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat menghadiri upacara mejaya-jaya Bendesa Adat Pakraman Denpasar, Sabtu (29/9) di Pura Desa Denpasar.  
 
Lebih lanjut, Rai Iswara mengungkapkan untuk itu pergantian pengurus merupakan hal yang biasa namun penting. Pergantian pengurus adat jangan dijadikan beban baik yang diganti maupun yang mengganti. Dalam kesempatan tersebut Rai Iswa juga berharap pada Bendesa Adat yang baru untuk turut membangun Kota Denpasar dengan mewujudkan Denpasar bebas sampah, pengawasan tertib administrasi kependudukan dan turut mewujudkan kelancaran lalulintas.
 
Menurutnya, desa pakraman merupakan lembaga tradisional yang memiliki ciri-ciri khusus seperti memiliki awig-awig merupakan salah satu bentuk budaya Bali yang harus dipertahankan. Peran pengurus adat sangat penting dalam melestarikan desa pakraman tersebut. 
 
AA Putu Oka Suwetja Bendesa Adat Denpasar usai serah terima mengatakan berbagai pembangunan telah dilaksanakan selama sepuluh tahun menjabat sebagai bendesa adat. Meski demikian masih banyak program yang harus dilaksanakan tentunya diharapkan dapat diteruskan oleh Bendesa Adat Denpasar yang baru beserta pengurusnya. 
 
Termasuk juga keberdaan LPD Denpasar dalam sejak tahun 2011 telah mampu bankit dari kolap yang sebelum terjadi ditahun 2005. Selama sepuluh tahun menjadi desa adat pakraman, LPD Desa Pakraman Denpasar telah mempunyai aset sebesar Rp 11 milyar lebih. “Saya berharap bendesa adat yang baru dapat terus mengembangkan sehingga dapat mensejahterakan masyarakat desa pakraman Denpasar,” ujarnya.
 
[pilihan-redaksi2]
Bendesa Adat Denpasar yang baru AA Ngr. Rai Sudarma menyampaikan tugas yang diberikan merupakan tugas mulia untuk mengabdi pada masyarkat. Tentunya dalam mengabdikan diri ini membutuhkan dukungan semua pihak sehingga program-program yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. 
 
“Kami akan mengawali dengan melakukan koordinasi dan konsulidasi kedalam sehingga dapat mempersiapkan program dengan baik,” ujarnya. 
 
Untuk melaksanakan program-program harus didukung oleh keuangan yang mana sumber dana dari LPD dimiliki Desa Pakraman Denpasar. LPD merupakan mempunyai peran penting untuk membangkitkan ekonomi desa pakraman dalam meningkatkan kesejahteraan sesuai harapan pendiri LPD yaitu Prof. IB Mantra. (bbn/rls/dps)
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami