search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jet Cina Mondar-Mandir di Selat Taiwan, Taipei Aktifkan Sistem Rudal
Kamis, 2 Februari 2023, 15:38 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Jet Cina Mondar-Mandir di Selat Taiwan, Taipei Aktifkan Sistem Rudal

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Taiwan menyiagakan jet tempur, angkatan laut, hingga mengaktifkan sistem rudal menyusul kehadiran 34 pesawat militer dan sembilan kapal perang Cina di dekat wilayahnya.

"Angkatan bersenjata Taiwan memantau situasi untuk menanggapi aktivitas ini (China)," demikian keterangan Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dikutip Associated Press, Rabu (1/2).

Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan 34 pesawat militer dan sembilan kapal Cina berada di dekat wilayahnya sekitar Rabu pukul 15.00 waktu setempat. Dari jumlah itu, 20 jet disebut melintasi garis median Selat Taiwan dan memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

Puluhan pesawat itu sendiri dikerahkan Cina di tengah peningkatan persiapan negara itu yang diduga untuk memblokade dan menyerang Taiwan.

Cina berulang kali memang mengirim kapal perang, pengebom, jet tempur, dan pesawat lainnya ke wilayah udara dekat Taiwan. Upaya itu dilakukan untuk mengintimidasi Taiwan dan menakut-nakuti pulau tersebut.

Selama ini Cina mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya, yang bakal diambil paksa jika perlu. Namun Taiwan menentang dan menyatakan mereka adalah negara merdeka dan berdaulat.

Intimidasi Beijing terhadap Taiwan sendiri sudah banyak dikecam negara-negara Eropa hingga Jepang. Namun seolah tak gentar, Cina mengancam bakal membalas negara yang dekat-dekat maupun ikut campur soal Taiwan.

Menanggapi rentetan ancaman Cina, Taiwan memesan banyak senjata pertahanan dari AS hingga merevitalisasi industri senjata dalam negeri. Tak cuma itu, Taiwan juga memperpanjang durasi wajib militer dari empat bulan menjadi satu tahun untuk bersiaga.

Dalam sebuah wawancara bulan lalu, Duta Besar de facto Taiwan di Washington, Bi-khim Hsiao, bahkan mengatakan negaranya telah belajar dari perang Rusia di Ukraina untuk bertahan dari serangan Cina.

Hsiao menuturkan Taiwan kini tengah mempersiapkan pasukan cadangan militer dan warga sipil untuk siaga bertarung habis-habisan seperti yang dilakukan warga Ukraina.

"Semua yang kami lakukan sekarang adalah bagaimana mencegah rasa sakit dan penderitaan atas potensi tragedi Ukraina terulang di Taiwan," kata Hsiao.

"Jadi pada akhirnya, kami berusaha mencegah penggunaan kekuatan militer. Namun dalam skenario terburuk, kami sadar bahwa kami harus lebih siap (untuk melawan)."(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami