News

Catatan Kelam Batavia, 10 Ribu Orang Tionghoa Dibantai Kompeni

 Selasa, 17 Mei 2022, 15:50 WITA

nationalgegraphic.grid.id/Catatan Kelam Batavia, 10 Ribu Orang Tionghoa Dibantai Kompeni

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kompeni Belanda melakukan intervensi terhadap warga setempat ataupun orang-orang Tionghoa. Belanda juga merekrut pamong praja untuk dijadikan kaki tangannya.

"Cara jahat kemudian dilakukan dengan mengadakan penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang Tionghoa. Di akhir tahun 1739, sekitar seratus warga China ditangkap, mulai dari bekasi hingga Tanjung Priok," catat Zaenuddin.

Merasa terusik, orang-orang Tionghoa mencoba melakukan perlawanan. Nahasnya, Belanda malah menjadi semakin kesal dan keki. Hasil rapat parlemen pada 26 Juli 1740 membuahkan resolusi berupa penangkapan secara terus-menerus terhadap orang-orang Tionghoa yang dianggap mencurigakan atau melawan kekuasaan kompeni Belanda.

Puncak dari kebencian Belanda itu, meletuslah tragedi bengis berupa pembantaian massal yang didahului bentroakan antara orang-orang Tionghoa dengan tentara Belanda pada Oktober 1740. "Secara biadap kompeni Belanda melakukan penyerangan terhadap orang-orang China yang berada di rumah, kedai, jalan, atau bersembunyi di beberapa tempat. Mereka tak diberi celah untuk lari dari kota Batavia. Mereka ditembak dan ditikam pada siang dan malam," tulis Zaenuddin.

Bersamaan dengan itu, ribuan rumah warga Tionghoa di kota Batavia juga dibakar dan barang-barangnya dijarah. Selama hampir tiga hari api berkobar menghangus rumah-rumah dan semua isinya tersebut.

Aksi pembantaian itu menewaskan sedikitnya 10.000 orang Tionghoa. Mayat-mayat mereka bersimbah darah dan bergelimpangan di jalan-jalan, kali, dan kanal sehingga air kali berubah menjadi merah, terutama Kali Angke yang letaknya tak jauh dari permukiman warga Tionghoa.

Dari peristiwa mengerikan inilah kemudian banyak orang berpikiran nama Kali Angke berasal dari bahasa orang Tionghoa. Persisnya, ungkap Zainuddin, berasal dari dua kata bahasa Hokkian, yakni "ang" yang berarti merah dan "ke" yang berarti kali.(sumber: nationalgeographic.grid.id)

Penulis : bbn/net


Halaman :




Tonton Juga :