search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kenali Penyebab Keputihan Saat Hamil Muda, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
Selasa, 13 Mei 2025, 00:03 WITA Follow
image

bbn/Foto oleh EyeEm dari Freepik/Kenali Penyebab Keputihan Saat Hamil Muda, PAFI Berikan Solusi Pengobatan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Berbicara tentang gangguan kesehatan selama kehamilan, salah satu yang dapat dialami selama kehamilan adalah keputihan. Keputihan saat hamil muda merupakan sebuah kondisi, dimana tubuh merespon terhadap perubahan hormon selama kehamilan, terutama pada trimester pertama (1–13 minggu). 

Meskipun keputihan saat hamil muda umumnya normal, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai karena bisa mengindikasikan infeksi atau masalah kesehatan lain seperti menimbulkan bau yang tidak sedap dan warna cairan berubah menjadi kuning, kehijauan, atau abu-abu. Hal ini cukup berbahaya, sehingga membutuhkan pengobatan dengan segera.

PAFI dengan alamat website pafisalatigakota.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berperan aktif dalam advokasi kebijakan kesehatan, pengembangan standar profesi farmasi, edukasi publik mengenai penggunaan obat yang tepat dan aman, serta menjalin kerja sama lintas sektor untuk meningkatkan kualitas pelayanan farmasi di Indonesia.

Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab keputihan saat hamil muda, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.

Apa saja faktor penyebab terjadinya keputihan saat hamil muda?

Pada umumnya, keputihan saat hamil adalah keluarnya cairan dari vagina yang terjadi akibat perubahan hormon selama kehamilan. Keputihan ini berfungsi sebagai cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan melindungi organ intim ibu hamil dari infeksi. 

Ciri keputihan yang normal saat hamil biasanya berwarna bening atau putih susu, bertekstur lebih encer daripada keputihan biasa, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri di vagina. Keputihan ini sering muncul pada trimester pertama kehamilan dan bisa berlanjut hingga trimester akhir. 

Namun, keputihan saat hamil yang berwarna kuning, kehijauan, berbau tidak sedap, atau disertai rasa gatal, perih, atau nyeri merupakan tanda keputihan tidak normal yang bisa mengindikasikan infeksi vagina. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya keputihan selama kehamilan yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Perubahan hormon selama kehamilan

Pada masa awal kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormonal yang sangat signifikan, terutama peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen berperan meningkatkan aliran darah ke area panggul dan merangsang kelenjar di dinding vagina untuk memproduksi cairan lebih banyak. 

Cairan ini berfungsi untuk membersihkan dan menjaga kelembapan serta keseimbangan pH vagina agar tetap sehat dan mencegah infeksi. Oleh karena itu, keputihan yang muncul pada masa hamil muda biasanya berwarna bening atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal atau iritasi.

2. Peningkatan aliran darah ke organ reproduksi

Selain perubahan hormon, selama kehamilan terjadi peningkatan aliran darah ke vagina dan serviks. Hal ini menyebabkan jaringan di area tersebut menjadi lebih lunak dan mudah berdarah, serta meningkatkan produksi cairan vagina. Cairan ini berfungsi sebagai pelindung alami untuk mencegah masuknya bakteri atau kuman berbahaya ke dalam rahim dan janin.

3. Adanya infeksi jamur atau kandidiasis

Kehamilan menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur candida albicans, penyebab infeksi jamur vagina. Peningkatan kadar gula dan glikogen di vagina selama kehamilan menjadi sumber makanan bagi jamur ini. 

Infeksi jamur biasanya menyebabkan keputihan yang kental, berwarna putih seperti keju cottage, disertai rasa gatal hebat, kemerahan, dan iritasi pada area vagina. Jika tidak ditangani, infeksi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan berisiko pada kehamilan.

4. Iritasi dan alergi

Penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung bahan kimia keras, sabun wangi, atau pakaian dalam yang tidak menyerap keringat bisa menyebabkan iritasi pada vagina. Iritasi ini memicu produksi cairan berlebih sebagai respons tubuh, sehingga muncul keputihan yang mungkin disertai rasa gatal dan kemerahan.

5. Faktor kebersihan dan gaya hidup

Kurangnya menjaga kebersihan area kewanitaan, seperti jarang mengganti pakaian dalam atau menggunakan pakaian yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat, dapat menciptakan lingkungan lembab yang mendukung pertumbuhan jamur dan bakteri. Pola hidup yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap infeksi.

6. Kondisi medis lainnya

Beberapa kondisi medis seperti diabetes yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi vagina dan keputihan berlebih. Diabetes meningkatkan kadar gula dalam cairan tubuh, yang menjadi nutrisi bagi jamur dan bakteri.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati keputihan saat hamil muda?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari keputihan selama kehamilan, terutama saat hamil muda (trimester pertama). Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala keputihan selama kehamilan serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Obat antimikroba

Metronidazole adalah salah satu obat yang sering diresepkan oleh apoteker untuk mengatasi keputihan akibat infeksi bakteri dan infeksi parasit seperti trikomoniasis. Metronidazole efektif dan relatif aman digunakan oleh ibu hamil, baik dalam bentuk tablet oral maupun ovula yang dimasukkan ke vagina. 

Dosis umumnya yang apoteker berikan berkisar 7,5 mg/kg berat badan, 4 kali sehari selama 7–10 hari. Dosis harian dapat ditingkatkan sampai 40 mg/kg berat badan tergantung tingkat keparahan infeksi.

2. Obat antibiotik

Jika keputihan disebabkan oleh infeksi bakteri seperti vaginosis bakterialis, apoteker biasanya meresepkan antibiotik yang aman untuk ibu hamil. Obat ini bisa berupa tablet oral atau ovula vagina untuk mengatasi infeksi secara lokal.

3. Obat antijamur

Infeksi jamur candida albicans sering terjadi selama kehamilan karena perubahan pH vagina. Obat antijamur yang akan diresepkan apoteker seperti clotrimazole, miconazole, dan terconazole dalam bentuk krim, salep, atau ovula vagina merupakan pilihan yang aman dan efektif.

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala keputihan saat hamil muda adalah minum air putih lebih banyak, mencuci daerah kewanitaan dengan rebusan air sirih dan mengonsumsi yogurt. Rebusan daun sirih memiliki sifat antibakteri dan antijamur. 

Mencuci area kewanitaan dengan air rebusan daun sirih yang sudah dingin dapat membantu mengurangi pertumbuhan mikroorganisme penyebab keputihan. Selain itu, yoghurt tanpa tambahan gula atau perasa, mengandung probiotik seperti lactobacillus acidophilus yang membantu menjaga keseimbangan flora bakteri di vagina. Probiotik ini dapat melawan jamur dan bakteri penyebab keputihan sehingga membantu mengurangi gejala.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami