Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Warga Sesetan Gelar Omed-Omedan
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sehari setelah Nyepi, warga Banjar (dusun) Kaja Sesetan menggelar tradisi Omed-Omedan atau ciuman massal antar pemuda banjar. Selain untuk menyambut hari raya Nyepi, tradisi ini juga berfungsi sebagai pemersatu warga banjar. Tradisi omed-omedan ini digelar di jalan raya Sesetan, tepat di depan balai banjar (dusun) Kaja Sesetan.
Tradisi tahunan ini diikuti oleh semua pemuda dan pemudi Banjar Kaja Sesetan. Dalam tradisi ini, para peserta dibagi dalam dua kelompok yakni kelompok pria dan kelompok wanita. Satu persatu para pemuda dan pemudi ini dipertemukan untuk kemudian berciuman di depan masyarakat umum
Beberapa petugas banjar kemudian menyiramkan air kepada pasangan yang tengah berciuman, terutama kepada pemuda yang tidak mau menghentikan ciumannya. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan suasana hangat, yang sempat tercipta sesaat diantara pasangan yang sedang berciuman. “ Tidak ada perasaan apa-apa diantara kami, hanya menjalankan tradisi leluhur saja,” kata Ary, salah seorang peserta Omed-Omedan.
“Tradisi ini sudah dimulai sejak dimulainya penjajahan Belanda di Bali. Tradisi ini mulai dilakukan atas perintah Raja Sesetan waktu itu, Anak Agung Raka. Selain untuk merayakan Nyepi, Omed-Omedan juga telah berhasil menyembuhkan sakit Raja, yang sebelumnya susah untuk disembuhkan,” jelas Wayan Sunarya, Klian Banjar Kaja Sesetan.
Selain untuk meneruskan tradisi leluhur dan merayakan hari raya Nyepi, Omed-Omedan ini juga bertujuan untuk menyatukan warga banjar yang banyak merantau keluar daerah. “Lewat tradisi ini, warga yang merantau diharap tidak lupa akan kampung halamannya,” pungkas Sunarya.
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3023 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
