Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Jadi Narsum di UI, Bupati Sanjaya Tekankan Subak sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional

Sabtu, 22 November 2025, 17:00 WITA Follow
Beritabali.com

beritabali/ist/Jadi Narsum di UI, Bupati Sanjaya Tekankan Subak sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional.

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menegaskan pentingnya penguatan kearifan lokal sebagai fondasi ketahanan pangan nasional saat hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional Ketahanan Pangan Sebagai Pilar Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kearifan Lokal. 

Acara digelar di Gedung IASTH UI, Kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (21/11). Seminar ini merupakan rangkaian Dies Natalis ke-42 Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan BP Taskin RI. 

Kegiatan turut dihadiri Direktur Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan UI, Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI, civitas akademika, serta menghadirkan Bupati Solok Jon Firman Pandu dan Dr. Palupi Lindiasari Samputra sebagai narasumber.

Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan RI, Ir. Iwan Sumule, menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan kearifan lokal yang mampu memperkuat ketahanan pangan. 

“Sebagai contoh kita lihat sistem Subak di Bali, jaringan irigasi berbasis Tri Hita Karana, juga di kabupaten Solok praktik tradisional persawahan dan filosofi gotong royong merupakan fondasi kuat untuk ketahanan pangan,” jelasnya.

Dalam paparannya, Bupati Sanjaya menekankan Sistem Subak sebagai strategi ketahanan pangan berbasis kearifan lokal yang telah bertahan selama berabad-abad. 

“Subak merupakan organisasi tata kelola air berbasis gotong royong yang hingga kini masih dipegang teguh. Tradisi ini tetap dijaga melalui awig-awig dan hukum adat sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Tabanan dapat dipertahankan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Sanjaya menyebut nilai-nilai tersebut selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional. Ia menegaskan Tabanan sudah mencapai kedaulatan pangan berkat potensi alam lengkap dari gunung hingga laut. Desa Jatiluwih juga disebutnya sebagai bukti warisan kearifan lokal yang diakui dunia melalui predikat World Heritage oleh UNESCO.

“Salah satunya desa Jatiluwih Di kabupaten Tabanan yang ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia World Heritage oleh Unesco. Inilah warisan kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur,” tegasnya.

Bupati Sanjaya juga mengaitkan Subak dengan filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan hubungan harmonis antara Tuhan, alam, dan manusia. 

“Ajaran ajaran kearifan lokal yang Diwariskan oleh para leluhur berkorelasi terhadap ketahanan pangan yang memang menjadi kebijakan Nasional saat ini,” jelasnya.

Di tengah pesatnya perkembangan pariwisata Bali, Sanjaya menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk menjadikan pertanian sebagai sektor utama. Ia mengajak generasi muda agar kembali mencintai dunia pertanian. 

“Tetap berpijak kepada sektor pertanian, sektor pertanian adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia, sebuah persembahan kepada alam semesta, sehingga nantinya pariwisata adalah bonus. tetapi pariwisata adalah bonus,” imbuhnya.

Forum ini diharapkan menjadi ruang strategis bagi kolaborasi antara pemerintah daerah dan akademisi dalam penelitian ketahanan pangan sehingga masyarakat dapat mengakses pangan secara berkelanjutan dan semakin tangguh menghadapi tantangan masa depan.

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Editor: Redaksi

Reporter: Humas Tabanan



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami