Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Mengapa Pi Network Jatuh: Leverage, Likuiditas, dan Hilangnya Kepercayaan Komunitas
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Harga token Pi Network kembali menjadi sorotan setelah mengalami kejatuhan tajam hampir 50% hanya dalam beberapa jam. Aksi jual besar-besaran ini mencerminkan masalah mendasar pada struktur pasar Pi, mulai dari likuiditas yang tipis hingga kepercayaan komunitas yang kian terkikis.
Hal seperti ini juga terjadi pada XRP USDT, sehingga dapat dibilang bahwa pasar kripto saat ini mengalami kebakaran. Pasalnya banyak aset kripto yang berwarna merah, dan membuat banyak investor khawatir.
Salah satu strategi yang bisa kamu ambil saat pasar mendapat tekanan dengan trading kripto futures. Namun kamu harus melakukan analisa fundamental dan teknikal, selanjutnya memilih aplikasi kripto yang memiliki fitur trading futures.
Terdapat beberapa platform yang telah mendukung trading futures kripto di Indonesia yang menyediakan fitur leverage dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional salah satunya Pintu Futures dan beberapa platform kripto lain.
Pintu Futures adalah fitur trading derivatif di aplikasi Pintu yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan kontrak berjangka aset kripto dengan leverage hingga 25x. Dengan antarmuka yang simpel, dukungan leverage tinggi, stop order, limit order, serta biaya trading kompetitif, Pintu Futures cocok untuk trader pemula maupun profesional.
Mengapa Pasar Pi Bisa Jatuh
Saat ini, harga Pi berada di sekitar US$0,2751, turun lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir. Di tengah ketidakpastian ini, berikut alasan pasar Pi jatuh diantaranya adalah:
Likuidasi Leverage dan Efek Domino di Pasar Pi
Keruntuhan terbaru Pi Network sebagian besar dipicu oleh likuidasi posisi futures leverage yang mengguncang struktur pasar. Beberapa analis menyebut, penjualan awal hanya melibatkan ribuan token di exchange kecil, tetapi karena buku pesanan Pi sangat tipis, efeknya berantai dan memperparah tekanan jual.
Dalam beberapa menit, harga Pi anjlok dari kisaran US$0,52 menjadi US$0,27, memperlihatkan betapa rentannya aset ini terhadap guncangan likuiditas. Menurut laporan komunitas, sistem otomatis melakukan likuidasi beruntun terhadap posisi long berleverage tinggi, menciptakan efek domino yang menjalar ke seluruh exchange kecil yang memperdagangkan token Pi.
Untuk trader berpengalaman, peristiwa ini menjadi pengingat penting bahwa perdagangan aset berisiko tinggi memerlukan infrastruktur yang solid.
Pasokan Besar Belum Di Migrasi, Tekanan Terus Berlanjut
Selain faktor leverage, kejatuhan harga Pi juga disebabkan oleh kelebihan pasokan yang belum bermigrasi ke mainnet. Hingga kini, miliaran token Pi masih terkunci di aplikasi seluler dan belum berpindah ke jaringan utama.
Ketidakseimbangan ini menciptakan tekanan jual potensial yang terus membayangi harga pasar. Data on-chain menunjukkan bahwa sebagian besar token yang beredar di exchange bukan berasal dari miner resmi, melainkan dari sumber tidak terverifikasi.
Hal ini menambah kebingungan di kalangan pengguna mengenai keaslian token yang diperdagangkan. Analis dari Santiment menyatakan ketidakpastian pasokan membuat investor sulit memperkirakan keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan token di pasar sekunder.
Hubungan Pi Network dengan Bitcoin: Mengikuti, Tapi Tak Seimbang
Analis independen Jatin Gupta menyebut, pergerakan Pi kerap mengikuti tren Bitcoin (BTC), tetapi dengan amplitudo penurunan yang lebih besar. Saat Bitcoin terkoreksi sekitar 10%, harga Pi bisa turun dua kali lipat lebih dalam.
Menurut Gupta, hal ini disebabkan rendahnya kapitalisasi pasar dan volume transaksi harian Pi dibandingkan dengan aset mapan seperti BTC. Kondisi ini memperlihatkan bahwa meskipun Pi ingin dianggap sebagai aset komunitas global, stabilitasnya masih jauh dari ideal.
Di sisi lain, para trader profesional kini cenderung mengalihkan perhatian ke aset dengan fundamental kuat dan likuiditas tinggi di pasar spot seperti BTC/USDT di platform besar, ketimbang token baru yang belum memiliki ekosistem perdagangan stabil.
Debut Publik Pendiri Gagal Bangkitkan Sentimen Positif
Ironisnya, kejatuhan besar ini terjadi bersamaan dengan momen yang seharusnya positif bagi Pi Network, penampilan publik pertama para pendirinya di acara komunitas di Seoul. Banyak anggota komunitas menaruh harapan tinggi bahwa kehadiran tersebut dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan membawa arah baru bagi proyek.
Namun kenyataannya, dampaknya minim. Alih-alih bangkit, harga Pi justru terus merosot di tengah sesi tanya jawab yang dianggap kurang meyakinkan oleh sebagian peserta.
Beberapa influencer komunitas, termasuk Mr. Spock, bahkan secara terbuka menyatakan bahwa masalah utama Pi bukan pada teknologi, melainkan pada kepercayaan komunitasnya sendiri.
Komunitasnya tidak percaya bahwa Pi yang diperdagangkan di exchange itu nyata. Selama persepsi ini ada, Pi tidak akan punya nilai yang berkelanjutan.
Komunitas Terbelah, Kepercayaan Mulai Runtuh
Krisis kepercayaan menjadi pukulan terbesar bagi Pi Network. Di satu sisi, ribuan miner masih aktif menjalankan aplikasi dan berharap pada peluncuran penuh jaringan. Namun di sisi lain, pasar memperlihatkan sinyal kelelahan dan ketidakpastian.
Komunitas kini terbelah antara mereka yang masih optimistis terhadap visi jangka panjang dan mereka yang melihat proyek ini hanya sebagai eksperimen sosial blockchain. Ketika harga turun tajam dan adopsi belum meluas, sebagian holder mulai menjual atau meninggalkan proyek sepenuhnya.
Fenomena ini memperlihatkan pentingnya kejelasan arah proyek dan transparansi tokenomics. Tanpa roadmap yang kuat, bahkan komunitas besar tidak cukup untuk menopang nilai token.
Pi Network di Persimpangan Jalan
Ke depan, nasib Pi Network akan sangat bergantung pada bagaimana tim inti menanggapi isu likuiditas dan migrasi token. Jika miliaran token masih tetap terkunci tanpa kejelasan distribusi, pasar akan terus skeptis.
Langkah realistis yang dapat dilakukan proyek ini meliputi:
1. Menyelesaikan migrasi token ke mainnet dengan mekanisme yang transparan.
2. Menyediakan data resmi terkait jumlah token beredar dan alamat aktif.
3. Meningkatkan kolaborasi dengan exchange bereputasi untuk memperkuat kepercayaan pasar.
Tanpa reformasi ini, Pi akan terus menghadapi tekanan dari trader dan komunitas yang kehilangan kepercayaan.
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pi Network menjadi contoh nyata bagaimana antusiasme komunitas tidak selalu sejalan dengan kekuatan pasar. Proyek ini membuktikan bahwa adopsi luas di atas kertas tidak menjamin stabilitas harga jika tidak disertai struktur ekonomi dan likuiditas yang memadai.
Di tengah kondisi volatil ini, trader disarankan untuk selalu memperhatikan platform trading yang aman, transparan, dan memiliki dukungan profesional. Salah satu contohnya adalah Pintu Pro, yang kini banyak digunakan trader Indonesia karena memiliki fitur charting canggih, keamanan tinggi, serta akses langsung ke pasangan kripto utama.
Pada akhirnya, masa depan Pi Network akan bergantung pada seberapa cepat tim pengembang memperbaiki fundamental proyeknya. Jika gagal, kejatuhan ini bisa menjadi titik balik menuju kejatuhan yang lebih besar.
Namun jika berhasil, Pi masih memiliki peluang untuk bangkit asalkan kembali membangun kepercayaan komunitas dari dasar. Perlu diingat, semua aktivitas jual beli kripto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat kripto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/adv
Berita Terpopuler
Karyawan Studio Tatto Gantung Diri Sambil Live TikTok di Kos Denpasar
Dibaca: 8203 Kali
Pesan Terakhir Pelajar SMP di Denpasar yang Tewas Gantung Diri
Dibaca: 6443 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem