Animasi Ikan Mas Tur Dedari Mahasiswa Gianyar Tuai Pujian, Menkomdigi Tawarkan Beasiswa S2

beritabali/ist/Animasi Ikan Mas Tur Dedari Mahasiswa Gianyar Tuai Pujian, Menkomdigi Tawarkan Beasiswa S2.
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Anak Agung Gde Bagus Adhistya Sedana (21) atau akrab disapa Adhis, mahasiswa asal Gianyar, Bali, membuktikan bahwa dedikasi tak akan mengkhianati hasil.
Animasi tugas akhirnya yang berjudul Ikan Mas Tur Dedari sukses menuai pujian publik berkat kualitas grafisnya yang setara dengan anime ternama dari Jepang.
Karya monumental ini adalah puncak dari perjuangan selama 13 bulan penuh—dimulai dari tahap pra-produksi di Bali hingga finalisasi produksi di Yogyakarta. Animasi berdurasi 15 menit ini menjadi syarat kelulusannya di jurusan Animasi Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta, kampus di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Proses pembuatannya bukanlah tanpa pengorbanan. "Mulai Agustus 2024 hingga September 2025," tutur Adhis, mengenang periode di mana ia harus berjuang melawan rasa kantuk demi menuntaskan film tepat waktu, mengejar jadwal ujian di bulan September.
Namun, pengorbanan itu terbayar tuntas. Kualitas visual Ikan Mas Tur Dedari yang memukau, bahkan disandingkan dengan karya legendaris animator Jepang, Makoto Shinkai, membuat trailer film ini viral di berbagai media sosial. Respon luar biasa ini membawa kabar gembira yang tak terduga.
Melihat dedikasi dan kualitas karya Adhis yang sukses mencuri perhatian publik, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memberikan apresiasi tertinggi dengan menawarkan beasiswa S2 untuk Adhis.
Ikan Mas Tur Dedari sendiri adalah proyek anime pendek yang membalut cerita misteri dengan nuansa kental budaya Bali. Film ini berkisah tentang Saras, seorang anak yang memulai perjalanan mencari kebenaran atas hilangnya sang ibu. Bersama seekor ikan mas ajaib yang ia temukan, Saras terseret dalam pengungkapan rahasia besar yang selama ini tersembunyi. Proyek ini merupakan modernisasi dan pengembangan dari cerita rakyat Bali, I Durma.
Saat ini, meski sudah diputar terbatas di MMTC Yogyakarta pada 16 September 2025, Ikan Mas Tur Dedari belum bisa dinikmati publik secara luas.
"Untuk siap dipublikasikan harus ada yang saya perbaiki dulu. Kalau hasilnya ternyata ada yang kurang bagus nggak enak juga," ujar animator alumnus SMKN 1 Gianyar ini.
Adhis memastikan petualangan Ikan Mas Tur Dedari akan berlanjut setelah revisi dan pengembangan. Untuk tahap awal, ia memilih jalur festival film pendek, yang mensyaratkan belum ada penayangan bagi khalayak umum.
"Rencananya saya siapkan untuk festival saja dulu," ungkapnya.
"Begitu masuk nominasi apalagi bisa mendapat gelar, saya merencanakan Ikan Mas Tur Dedari dapat dinikmati melalui wahana daring seperti Over-the-Top (OTT) atau streaming platform," jelasnya.
Terinspirasi dari kesuksesan film animasi panjang Jumbo (2025), Adhis menyimpan mimpi besar. "Saya pingin sih karena melihat tanggapan audiens soal film pendek ini, saya pingin sebenarnya buat film yang bisa ditayangkan di bioskop," tegasnya penuh harap.
Saat ini, Adhis fokus menuntaskan revisi dan bersiap untuk mengarungi skena festival film internasional, berharap karyanya bisa minimal masuk nominasi sebelum akhirnya menyapa pecinta film animasi di panggung publik yang lebih besar.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
