search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Karangasem Tegaskan Komitmen Jaga Warisan Pertanian Dunia di Forum GIAHS Nasional

Sabtu, 2 Agustus 2025, 18:30 WITA Follow
image

beritabali/ist/Karangasem Tegaskan Komitmen Jaga Warisan Pertanian Dunia di Forum GIAHS Nasional.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Pemerintah Kabupaten Karangasem terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga warisan sistem pertanian dunia yang menjadi identitas sekaligus penopang kehidupan masyarakatnya.

Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem, Ir. I Ketut Sedana Merta, ST., MT, saat menjadi narasumber pada Forum Konsolidasi Nasional untuk Penguatan Warisan Sistem Pertanian Dunia (Globally Important Agricultural Heritage Systems/GIAHS) di Jakarta, Jumat (1/8).

Forum yang diselenggarakan oleh Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian RI ini menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam pelestarian, peningkatan nilai tambah, dan keberlanjutan sistem pertanian warisan dunia di Indonesia.

Sekda Karangasem hadir bersama Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, ST., MT, mewakili Bupati Karangasem dalam memperkenalkan dan memaparkan keberhasilan Agroforestry Salak Bali di Sibetan yang telah ditetapkan FAO sebagai salah satu sistem GIAHS sejak tahun 2024.

"Sistem ini tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga memberi manfaat ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat. Keberlanjutan hanya bisa terjaga jika kita bersama-sama melindunginya," ujar Sekda.

Sistem agroforestry salak memadukan konservasi lingkungan dengan produktivitas pertanian. Kebun salak dikelola sedemikian rupa agar tetap mempertahankan tutupan lahan, mengurangi erosi, menjaga ketersediaan air, serta menghasilkan buah berkualitas yang menjadi kebanggaan Karangasem.

Sekda juga memaparkan strategi pengembangan agroforestry salak ke depan, mulai dari inovasi produk olahan, penguatan branding, hingga perluasan pasar. Namun, ia menggarisbawahi adanya tantangan seperti perubahan iklim, regenerasi petani, dan kebutuhan teknologi tepat guna.

"Kami berharap dukungan semua pihak, baik pusat maupun daerah, untuk memastikan sistem ini tetap ada, lestari, dan memberi manfaat bagi generasi mendatang," tegasnya.

Forum ini dihadiri oleh pemangku kepentingan dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga riset, hingga mitra internasional. Pertemuan ini menjadi ruang bertukar pengalaman, memperkuat sinergi kebijakan, dan merumuskan langkah strategis untuk memperkuat sistem GIAHS di Indonesia.

Kabupaten Karangasem kini menjadi contoh nyata keberhasilan pelestarian sistem pertanian tradisional yang adaptif, berkelanjutan, dan memiliki nilai budaya tinggi. Pengakuan FAO pada tahun 2024 menjadi bukti bahwa Karangasem mampu mengharmonikan pertanian, lingkungan, dan kebudayaan dalam satu kesatuan.

Melalui forum ini, Karangasem meneguhkan komitmennya menjaga warisan pertanian dunia sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional dan pelestarian lingkungan hidup. Sebuah langkah pasti menuju Karangasem AGUNG – Aman, Gigih, Unggul, Nyaman dan Gemah Ripah Loh Jinawi.

Editor: Redaksi

Reporter: Humas Karangasem



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami