Tjok Putra Kagumi Visual Meditatif Sherry Winata di Museum Puri Lukisan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Pameran Tunggal Sherry Winata bertajuk Inner Sacred Alchemy yang masih berlangsung hingga 10 Agustus 2025 di Museum Puri Lukisan Ubud menyedot perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Pameran yang digelar G3N Project bekerja sama dengan Museum Puri Lukisan ini menyajikan 23 karya Sherry berupa lukisan dan patung. Karya-karya tersebut menggunakan media seperti batuan, mineral, kristal, resin, dan glitter. Material itu tidak hanya menjadi elemen fisik, tetapi juga mediator energi yang menjembatani manusia dengan semesta.
Sherry, seniman asal Bandung, dikenal sebagai sosok multidisiplin: pelukis, pematung, guru meditasi, praktisi spiritual, dan penyembuh dengan metode sound healing.
Cynthia Riza Ganesha, istri Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha Djumaryo, mengungkapkan bahwa energi kuat dari karya Sherry sangat terasa, terlebih setelah hidup bersama seniman (Giring) membuatnya lebih peka terhadap energi dari sebuah karya seni.
"Tak heran keindahan jiwanya tercermin dalam karyanya yang begitu menyentuh. Dari pameran ini saya melihat kelembutan sekaligus kekuatan, keindahan sekaligus kedalaman yang misterius dan inner beauty yang menarik," kata Cynthia saat pembukaan pameran pada Minggu, 20 Juli 2025.
Wamen Giring hadir pada media preview sehari sebelumnya. Pada hari pembukaan, ia berhalangan hadir karena mendampingi Presiden Prabowo Subianto di Solo.
Cynthia juga berharap para seniman, khususnya perempuan Indonesia, bebas berkarya dan mengekspresikan diri di mana pun berada, serta mendorong ibu-ibu agar mendukung minat seni anak-anak mereka.
Sambutan Gubernur Bali Wayan Koster yang dibacakan Kadis Pariwisata Bali, I Wayan Sumarajaya, menyebut pameran ini mengingatkan pada masa Ubud menjadi titik temu gaya dan teknik seni dari berbagai penjuru.
"Saya mengapresiasi konsistensi Museum Puri Lukisan yang sejak berdirinya menjadi wadah pelestarian seni lukis tradisional Bali sekaligus wahana pertemuan dan interaksi kreatif para seniman lintas generasi, lintas daerah, dan lintas negara," katanya.
Pembukaan pameran juga dihadiri sejumlah tokoh budaya nasional, termasuk Sultan dan pengageng puri se-Bali. Mereka turut menyambut semangat seni dan spiritualitas dalam pameran ini.
Gubernur menyoroti karya Sherry yang memadukan seni lukis dengan kontemplasi diri dan spiritualitas sebagai bagian dari esensi berkesenian di Bali. Lukisan Bali, menurutnya, bukan hanya karya visual, tetapi sarat dengan pesan religius dan spiritual. Karya yang lahir dari nilai-nilai ini akan memiliki kekuatan metaksu, yaitu daya magis spiritual dalam seni Bali.
Penglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati, juga menyatakan bahwa karya Sherry sangat cocok dipamerkan di Ubud, pusat spiritualitas dan healing.
"Sherry berani mengungkapkan batasan-batasan dalam hidup dengan mengekspresikan secara bebas di atas kanvas, dan hasilnya sangat menyentuh pemirsanya," ujarnya.
GM G3N Project, Andry Ismaya Permadi, menyebut karya-karya Sherry istimewa karena teknik unik yang memadukan warna, simbol, bentuk, dan material dengan frekuensi dan energi spiritual.
Kurator Asmujo J Irianto menilai Sherry sebagai sosok unik dalam dunia seni kontemporer Indonesia karena tidak berasal dari latar pendidikan seni formal.
"Sherry seorang seniman yang titik balance-nya luar biasa, dia memiliki rasio, emosi, intuisi, dan spirit. Ini menarik karena kemudian karya-karya Sherry akan berlaku seperti rasa yang dimiliki oleh para pemirsanya," kata Asmujo.
Ia menyimpulkan bahwa karya Sherry bukan untuk dibaca narasinya, tetapi untuk dirasakan melalui pengalaman batin. "Jadi seperti judulnya Alkimia Batin, seni rupa memang sangat dekat dengan yang batiniah tapi karya Sherry menuju jalur visual yang kuat dan dekat dengan dimensi spiritual," tandasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls