search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hanura Bali Memanas Jelang Musda, Posisi Lolak di Ujung Tanduk
Rabu, 2 Juli 2025, 09:10 WITA Follow
image

bbn/dok beritabali/I Kadek Arimbawa alias Lolak (tengah) saat Munas IV Hanura 2024 di Kuta.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dinamika internal Partai Hanura Bali memanas menjelang Musyawarah Daerah (Musda) yang akan digelar Juli 2025. 

Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Fraksi Hanura, serta organisasi sayap secara terbuka menyatakan mosi tidak percaya terhadap Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali, I Kadek Arimbawa alias Lolak.

Mayoritas DPC dari Klungkung, Buleleng, dan Karangasem bersama orsap Lasmura dan Srikandi Hanura sepakat bahwa kepemimpinan Lolak gagal membawa Hanura Bali meraih hasil maksimal di Pemilu 2024. Jumlah kursi Hanura di DPRD kabupaten/kota di Bali turun drastis, dari 16 menjadi hanya 6 kursi.

Ketua DPC Hanura Klungkung, Wayan Buda Parwata, menyebut anjloknya perolehan kursi sebagai bukti lemahnya kepemimpinan di tingkat DPD Bali.

“Kami kecewa berat. Kursi Hanura Bali anjlok. Padahal saat Pak Ketua terpilih, beliau berjanji siap mundur jika gagal menaikkan perolehan kursi. Kenyataannya bukan naik, malah anjlok ke titik terendah,” tegas WB Parwata, Selasa (1/7).

Ia juga menyoroti keputusan Arimbawa maju sebagai caleg DPR RI dari Sulawesi Tengah, yang dinilai meninggalkan konsolidasi partai di Bali.

“Bayangkan Ketua DPD Bali sibuk kampanye ke Sulawesi Tengah. Sementara di Bali tidak ada gerak konsolidasi yang serius. Bagaimana kita mau menang?” sindirnya.

Tak hanya itu, sejumlah DPC seperti Tabanan dan Badung disebut vakum tanpa perhatian dari DPD Bali.

“Sampai sekarang tidak ada langkah konkret dari Ketua DPD untuk menghidupkan kembali DPC yang mati suri. Hanura ini partai serius, bukan sekadar papan nama,” tambah WB Parwata.

Senada, Ketua DPC Hanura Buleleng, Gede Wisnaya Wisna, menyoroti lemahnya manajemen dan ketidakjelasan dana partai.
“Kami di DPC Buleleng rutin setor dana kontribusi selama bertahun-tahun. Tapi dalam laporan ke DPP, angkanya tidak sesuai. Ada selisih ratusan juta yang tidak pernah dijelaskan,” ungkapnya.

Ia juga menyayangkan tidak adanya evaluasi pasca-Pemilu. “Setelah Pemilu, seharusnya DPD Bali mengundang DPC untuk evaluasi menyeluruh. Ini malah tidak ada. Kami dibiarkan berjalan sendiri-sendiri,” tegasnya.

Dari Karangasem, Sekretaris DPC Hanura I Nyoman Ginantra Artana juga melayangkan mosi tidak percaya. Ia menyesalkan kekosongan kepengurusan di DPC Karangasem yang tidak mendapat respons dari Ketua DPD.

“Kami sudah melaporkan kondisi tersebut kepada DPD. Tapi sampai sekarang tidak ada respon apa pun. Akibatnya Hanura Karangasem mengalami kekosongan pimpinan. Ini menjadi bagian dari mosi tidak percaya kami kepada kepengurusan Hanura Bali di bawah Pak Kadek Arimbawa,” katanya.

Ketua Srikandi Hanura Bali, Wilis Rumsini, juga mendukung langkah regenerasi.

“Bagi saya ini bukan soal suka atau tidak suka pada individu. Ini soal masa depan partai. Kalau mau Hanura bangkit, harus berani melakukan perombakan,” tegas Wilis.

Ia menyayangkan minimnya konsolidasi dan lemahnya komunikasi internal.

“Saya mendengar banyak keluhan. Makanya saya juga mendukung langkah teman-teman yang menginginkan evaluasi total. Kalau perlu ya ganti kepemimpinan,” imbuhnya.

Para pengurus DPC juga menilai Arimbawa ingkar janji. Saat terpilih secara aklamasi, ia menyatakan siap mundur jika gagal mendongkrak perolehan suara Hanura di Bali.
“Itu ucapan yang semua orang dengar. Sekarang malah diam saja, padahal kursi jeblok. Ini yang membuat kami hilang kepercayaan,” ucap WB Parwata.

Ditambah, menjelang Musda 2025, DPD Bali dinilai tidak serius menyiapkan mekanisme regenerasi.

“Musda sudah dekat. Tapi DPD seperti tidak peduli menyiapkan mekanisme yang baik. Padahal ini momentum menyelamatkan partai,” ujar Gede Wisnaya Wisna.

DPP Partai Hanura diketahui telah merespons dinamika ini dengan mengutus Wakil Ketua Umum Bidang OKK Akhmad Muqowam dan Korwil VIII Brigjen TNI (Pur) Manofarianto ke Bali pada 11 Juni lalu.

Dalam pertemuan tersebut, I Kadek Arimbawa menegaskan posisinya sebagai Ketua DPD Hanura Bali yang sah.
“Saya masih Ketua DPD Hanura Bali yang sah. Kalau mau ganti, ya lewat Musda. Itu mekanisme resmi partai,” tegasnya.

Arimbawa membantah tidak bekerja untuk partai dan mengklaim tetap aktif dalam agenda DPP serta berbagi informasi internal.

“Saya juga aktif membagikan informasi dan perkembangan partai melalui grup WhatsApp DPD. Tidak benar kalau dibilang saya diam saja,” ujarnya.

Ia menilai dinamika yang terjadi menjelang Musda sebagai hal wajar, seraya mengingatkan semua pihak untuk mengikuti mekanisme organisasi.

“Kalau memang teman-teman ingin perubahan, saya hormati. Tapi lakukan sesuai mekanisme partai. Musda itu tempatnya,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami