Kenali Penyebab Sembelit pada Ibu Hamil, PAFI Berikan Solusi Pengobatan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Berbicara tentang gangguan kesehatan pada ibu hamil, salah satu yang sering dialami pada trimester pertama dan kedua adalah sembelit.
Sembelit pada hamil adalah kondisi di mana ibu hamil mengalami kesulitan buang air besar dengan frekuensi kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Hal ini terjadi karena tekanan rahim yang membesar pada kehamilan lanjut menekan usus dan rektum, menghambat pergerakan usus dan proses pengeluaran feses. Prevalensi sembelit di Indonesia, berkisar 11% hingga 44%.
PAFI dengan alamat website pafikotautara.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme anggotanya.
Hal ini bertujuan dalam pengembangan kebijakan kesehatan nasional, edukasi publik tentang penggunaan obat yang tepat, serta menjalin kerja sama lintas sektor demi meningkatkan kualitas pelayanan farmasi di Indonesia.
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab sembelit pada ibu hamil, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya sembelit pada ibu hamil?
Pada umumnya, gangguan pencernaan seperti sembelit, umum terjadi selama masa kehamilan, ditandai dengan kesulitan buang air besar, frekuensi BAB kurang dari tiga kali per minggu, serta feses yang keras dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, kembung, dan nyeri perut, serta jika dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi seperti wasir atau fisura ani. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya sembelit pada ibu hamil yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanya perubahan hormon progesteron
Selama kehamilan, tubuh ibu mengalami peningkatan produksi hormon progesteron secara signifikan. Progesteron memiliki efek relaksan pada otot polos, termasuk otot-otot di saluran pencernaan. Akibatnya, gerakan peristaltik usus menjadi lebih lambat dari biasanya. Proses peristaltik ini penting untuk mendorong makanan dan feses melalui saluran pencernaan.
Dengan melambatnya gerakan usus, waktu transit feses menjadi lebih lama, sehingga usus besar menyerap lebih banyak air dari feses. Hal ini menyebabkan feses menjadi keras dan kering, sehingga sulit untuk dikeluarkan dan memicu sembelit.
2. Tekanan rahim yang membesar
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, rahim yang membesar mulai memberikan tekanan mekanis pada organ-organ di sekitarnya, termasuk usus besar dan rektum. Tekanan ini dapat menghambat pergerakan usus dan mengurangi ruang yang tersedia untuk feses bergerak menuju anus. Tekanan ini terutama terasa pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, saat ukuran janin dan rahim mencapai puncaknya. Kondisi ini memperlambat proses pengosongan usus dan meningkatkan risiko sembelit.
3. Kurangnya asupan cairan
Air sangat penting untuk melunakkan feses dan memudahkan proses buang air besar. Pada ibu hamil, kebutuhan cairan meningkat untuk mendukung volume darah yang bertambah dan fungsi ginjal. Namun, seringkali ibu hamil mengalami dehidrasi ringan karena mual, muntah, atau kurang minum air putih. Kekurangan cairan menyebabkan feses menjadi keras dan kering, sehingga sulit dikeluarkan dan menimbulkan sembelit.
4. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik dan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau senam hamil dapat membantu merangsang gerakan usus dan memperlancar pencernaan. Namun, banyak ibu hamil yang mengurangi aktivitas fisik karena rasa lelah, ketakutan akan keguguran, atau ketidaknyamanan fisik selama kehamilan. Kurangnya gerak ini menyebabkan otot-otot usus menjadi kurang aktif dan memperlambat proses pencernaan, sehingga meningkatkan risiko sembelit.
5. Pola makan yang kurang serat
Serat makanan berperan penting dalam mempercepat pergerakan usus dan membantu pembentukan feses yang lunak. Pada ibu hamil, mual dan muntah terutama di trimester pertama sering menyebabkan penurunan nafsu makan dan pola makan yang tidak seimbang.
Kurangnya konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian dapat menyebabkan feses menjadi keras dan sembelit.
6. Perubahan psikologis dan stres
Faktor terakhir yang menyebabkan sembelit selama kehamilan adalah masa yang penuh dengan perubahan fisik dan emosional. Stres, kecemasan, dan gangguan tidur yang dialami ibu hamil dapat mempengaruhi sistem saraf otonom yang mengatur fungsi pencernaan. Stres dapat memperlambat gerak usus dan mengganggu keseimbangan flora usus, sehingga meningkatkan risiko sembelit.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati sembelit pada ibu hamil?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari sembelit pada ibu hamil. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala sembelit pada bumil serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Laktulosa
Laktulosa adalah obat yang akan diresepkan oleh apoteker. Obat ini bekerja dengan menarik cairan ke dalam usus sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan. Efeknya biasanya terasa dalam 1–2 hari setelah konsumsi. Dosis yang dianjurkan sekitar 15–30 ml per hari, diminum setelah sarapan. Beberapa merek obat yang dapat dibeli di apotek seperti lactulax, dynalax, dan opilax.
2. Psyllium
Psyllium termasuk obat pencahar pembentuk massa feses. Obat ini mengandung serat alami yang menyerap air dan meningkatkan volume feses, sehingga memperlancar proses buang air besar. Selain itu, kandungan polidekstrosa dan sari buah jeruk dalam produk ini juga membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di usus, mendukung pencernaan yang sehat. Dosis umum psyllium yang dapat apoteker resepkan berkisar 2,5–30 gram per hari, dibagi dalam beberapa kali pemberian, dengan konsumsi air yang cukup agar tidak terjadi sumbatan usus.
3. Docusate sodium
Docusate sodium adalah obat yang aman untuk dikonsumsi bumil. Obat ini dapat melunakan feses, menambah air ke dalam feses sehingga lebih lunak dan nyaman saat dikeluarkan. Dosis docusate sodium untuk mengatasi sembelit pada orang dewasa, termasuk ibu hamil jika diresepkan apoteker, umumnya adalah antara 50 mg hingga 300 mg per hari yang dibagi dalam beberapa dosis.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala sembelit pada bumil adalah minum lebih banyak air putih, minum air jahe hangat, jus buah plum, hingga mengonsumsi yogurt. Yogurt mengandung bakteri baik seperti lactobacillus dan bifidobacterium yang mendukung kesehatan pencernaan serta membantu mengatasi sembelit selama kehamilan.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/adv