Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comSinopsis Film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Film G30S PKI selalu diputar di stasiun televisi Indonesia setiap tanggal 29 September atau 30 September. Film tentang G30SPKI ini menyampaikan kisah tentang pemberontakan Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia yang menewaskan para Pahlawan Revolusi.
Film tentang G30SPKI ini diproduksi oleh Arifin C Noer dan diproduseri oleh G Dwipayana melalui Pusat Produksi Film Negara (PPFN) dengan judul ‘Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI’. Namun, beberapa orang menyebutnya ‘Pengkhianatan G30S/PKI’ atau ‘Film G30S/PKI’.
Film yang berdurasi 271 menit ini dibuat untuk mengenang dan mengingat peristiwa kelam pembunuhan Pahlawan Revolusi pada 1965 silam.
Film ini diperankan oleh aktor-aktor seperti Amoroso Katamsi, Wawan Wanisar, Didi Sadikin, Umar Kayam, Keke Tumbuan, Syubah Asa, Ade Irawan, Bram Adrianto, Rudy Sukma, dan lain sebagainya.
Penayangannya hingga saat ini menjadi kontroversi, ada pihak yang menolak, tetapi ada pula pihak yang menganggap perlu untuk mengingat peristiwa penting di Indonesia.
Kisah awal yang disajikan film tentang G30SPKI adalah adanya perencanaan kudeta dan dilanjut dengan aksi penculikan para jenderal. Aksi tersebut terjadi pada 30 September 1965 yang dilakukan oleh Kolonel Untung, Komandan Batalyon Cakrabirawa.
Para tentara tersebut mengepung rumah-rumah para jenderal dengan menodongkan senjata laras panjang. Pahlawan Revolusi yang menjadi korban aksi kudeta tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R Soeprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S Parman, Brigjen DI Panjaitan, Mayjen Sutoyo, dan Lettu Pierre A Tendean.
Salah satu jenderal yang diculik adalah Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan. Pada saat itu, sekelompok tentara mengepung rumahnya yang berada di Jalan Hasanuddin 53, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Saat itu, DI Panjaitan sedang berada di lantai dua dan berkaca di lemari besar. Ia merapikan seragamnya agar tidak terlihat kusut.
Sementara itu, para tentara yang mengepung sudah masuk ke lantai satu. Tembakan juga dilepaskan dan beberapa perabotan rumah pun pecah. Istri dan anak DI Panjaitan yang mendengarnya pun merasa takut.
Asisten rumah tangga DI Panjaitan yang ada di lantai satu melaporkan kedua keponakan DI Panjaitan terkena tembakan. Sang jenderal pun tetap tenang dan mulai turun ke lantai satu.
Para tentara berupaya membawa DI Panjaitan dengan mengatakan bahwa ia dipanggil Presiden Soekarno karena adanya kondisi darurat. Saat ia sempat berdoa, para tentara pun marah dan memukulkan senjata kepadanya. Namun, DI Panjaitan berhasil menepisnya dan membuat tentara lain marah.
Terjadilah baku tembak dan DI Panjaitan pun tewas. Jenazahnya dimasukkan ke truk dan dibawa pergi. Putri sulungnya melihat darah DI Panjaitan berceceran dan mengusapkannya ke wajah.
Itulah penjelasan dan sinopsis singkat film tentang G30SPKI untuk mengenang tragedi terkelam bangsa Indonesia tahun 1965.
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
