Cegah Hepatitis Akut, Dirut RS Unud Minta Waspadai Arus Balik
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Udayana, Dr. dr. I Dewa Made Sukrama membenarkan virus Hepatitis Akut tersebut telah masuk di Indonesia, namun belum terdeteksi di Bali.
Dia mengajak masyarakat mewaspadai penularan virus misterius yang menyerang anak usia 1 tahun hingga 16 tahun ini dengan menghindari aktivitas yang melibatkan banyak orang.
Selain itu, ia menilai aktivitas arus balik juga harus diwaspadai menjadi potensi penularan virus tersebut.
"Arus balik akan pasti terjadi, sekarang bagaimana caranya mengedukasi masyarakat pada saat terjadi keramaian. Satu, menghindari anak-anak dari keramaian," ungkapnya saat diwawancarai Senin 9 Mei 2022 di kantornya.
Lebih spesifik, dia menyebut penularan salah satunya bisa terjadi saat berenang di kolam dan pusat perbelanjaan. Selain menghindari keramaian, para orang tua diimbau tetap menjaga kesehatan dan imunitas anak.
Dalam menyikapi fenomena ini, Dewa Sukrama mengatakan RS Unud telah melakukan diskusi bersama pakar-pakar yang dimiliki RS Unud untuk memetakan potensi penularan virus tersebut.
"Kami telah menggelar "bincang pagi" dengan dua narasumber yakni Prof. Pande Januraga yang merupakan pakar epidemiologi dan dr. Metri spesialis anak," ungkapnya.
Namun ia mengingatkan masyarakat agar tidak cemas berlebihan menanggapi fenomena ini. Pihaknya juga akan terus memperbaharui informasi bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Apabila orang mengetahui anak mereka identik terpapar virus misterius itu, dengan gejala tubuh menguning, mata menguning, panas tinggi secara berkepanjangan, maka agar segera memeriksakan anak mereka ke layanan kesehatan.
Pihaknya juga telah siap dengan pelayanan jika menerima rujukan pasien dengan gejala tersebut.
Sementara belum lama ini Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes menyebut Hepatitis Misterius ini menyerang kalangan anak usia 1 bulan hingga 16 tahun.
"Ini virus, seperti virus Hepatitis, tapi sampai saat ini belum (terdeteksi), karena Hepatitis kan ada A, B, C, D. Sedangkan yang baru ini tidak serupa, ini virus baru," ungkap Anom.
Sejumlah informasi menyampaikan bahwa virus ini telah ditemukan di Jawa Timur yang berjumlah 14 kasus. Anom mengatakan saat ini di Bali belum ditemukan kasus pertama. Untuk itu dia mengajak masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih.
Tentunya dengan menyuci tangan secara berkala, serta menjaga imunitas tubuh dengan berolahraga. Sebab menurutnya virus ini berbahaya apabila imun tubuh anak lemah.
Pihaknya telah berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali terkait antisipasi penularan virus baru ini. Dirinya juga telah berkoordinasi dengan seluruh dokter anak di seluruh Bali agar segera melaporkan bila menemukan pasien dengan gejala Hepatitis Misterius.
"Ini perlu kita waspadai bersama, sebab dampaknya belum diketahui. Kalau di Eropa, bisa menyebabkan kematian. Di Indonesia belum ada. Tapi karena penyakit baru, kita harus waspada," jelas Anom.
Reporter: bbn/dps