Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Perajin Tikar Pandan di Negara Terkendala Bahan Baku
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Perajin tikar pandan tetap mempertahankan nilai tradisi di Kabupaten Jembrana meski kesulitan menemukan bahan baku yang berduri di pinggir pantai ataupun kebun.
Tikar pandan yang masuk dalam suku pandanaceae memiliki fungsi bunga jantan pandan yang sangat bagus bila dilestarikan terutama baik untuk pengharum ruangan, pakaian, dan minyak wangi. Bahkan, varietas buahnya dapat dimakan. Sedangkan daunnya dimanfaatkan membuat kerajinan topi dan tikar.
Perajin tikar pandan Ni Made Suartini (51) warga Banjar Puana, Desa Tegalbadeng Barat, Kecamatan Negara menceritakan sudah 40 tahun menggeluti usaha tikar pandan dari sejak sekolah dasar. Hal ini dilakukan turun temurun hingga saat ini ia telah dikaruniai dua anak. Dimana yang pertama sudah bekerja, sedangkan anak kedua masih sekolah.
"Bahan pandan dibeli dari pemilik tanaman pandan yang ada di Jembrana. Kemudian bahan dibersihkan durinya dan digulung setelah itu dijemur sampai kering. Kurang lebih 3 minggu, itu pun tergantung cerahnya sinar matahari," ujarnya.
Proses pengayamannya pun dilakukan secara tradisional. Dalam satu hari, ia bisa mengerjakan tikar pandan 2-3 lembar. Dengan ukuran panjang 1,5 meter dan lebar 1,25 meter. Harganya terbilang lumayan murah dan yang penting kualitas barang terjamin. Rata-rata pelanggannya banyak di Pasar Negara.
"Yang sangat disayangkan pandemi Covid-19 ini justru pemesan tikar lontar menurun drastis. Karena jarang ada pesanan dan bahan juga sulit dicari. Karena banyak sekitar pinggiran pantai atau pinggir kali kini bahan pandan sulit mencari. Bahkan harga sebelum Pandemi Covid-19 itu satu tikar pandan 20 ribu rupiah, tapi kini dijual dengan banting harga cuman 10 ribu rupiah," katanya.
Meski demikian, Suartini mengaku tidak putus asa dengan tetap menjalani usaha demi menghidupkan keluarga, karena suaminya hanyalah pekerja serabutan. Ia tetap mensyukuri apa pun hasil yang ada karena ia anggap hidup adalah sebuah tantangan.
"Harapan terutama untuk perajin tikar pandan agar pemerintah daerah juga ikut mendukung usaha ini. Sehingga gairah sebagai perajin tikar pandan mendapatkan angin segar dalam menjalankan usaha," pungkasnya.
Reporter: bbn/jbr
Berita Terpopuler
Pelajar Tabanan Raih Prestasi Nasional FLS2N 2025, Bupati Sanjaya Bangga
Dibaca: 4037 Kali
Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 3503 Kali
Turis Somalia Ngamuk Tuduh Sopir Curi HP, Ternyata Terselip di Jok Mobil
Dibaca: 3482 Kali
Anggota BNNK Buleleng Terciduk Konsumsi Sabu
Dibaca: 3259 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem