Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Dugaan Meningitis di Tabanan, Kemungkinan Berasal Dari Tempat Jagal Babi

Rabu, 15 Maret 2017, 17:47 WITA Follow
Beritabali.com

Peternak babi dikumpulkan Dinas Pertanian Tabanan. [bbcom]

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Merebaknya kasus MMS di Tabanan ternyata tidak berpengaruh terhadap peternak babi bersekala kecil di Tabanan. Hanya saja, para peternak berharap para tukang jagal babi tidak membeli babi yang sakit dan berbakteri kemudian dijual kepada masyarakat. 
 
Hal itu diungkapkan oleh I Ketut Yoga peternak babi Tabanan, Rabu (15/3). 
 
“Secara umum kami para peternak babi yang ada di desa belum terkena imbas MMS,” jelasnya. 
 
[pilihan-redaksi]
Meski demikian Ia berharap para pengambil kebijakan segera melakukan upaya antisipasi. Terlebih pada pengawasan terhadap para tukang jagal babi. 
 
“Kami menduga, para tukang jagal menjual daging babi yang berbakteri,” duganya. 
 
Menurut  analisanya, ketika babi milik peternak sakit, para peternak akan langsung mencari dokter hewan, mengobati atau memberikan vaksin agar babinya kembali sehat. 
 
“Tidak mungkin peternak kecil seperti kami menjual babi dalam kondisi sakit,” jelasnya. 
 
Ia bahkan menduga, ada permainan di tingkat tukang jagal. Pihaknya menggambarkan kemungkinan tukang jagal menggunakan kesempatan membeli babi yang sakit dengan harga miring kemudian dipotong dan dagingnya dijual kepada masyarakat. 
 
“Kami hanya meminta pemerintah mengawasi tukang tukang jagal daging babi. Mengenai kebersihan tempat penjagalan. Karena selama ini belum ada petugas dari pemerintah yang memantau aktivias penjagalan daging babi,” bebernya. 
 
Sementara itu Dinas Pertanian Tabanan yang juga membidangi masalah peternakan, akhirnya mengumpulkan para peternak babi. Hadir pula pada sosialisasi membahas masalah MMS itu Sekda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, Kadis Kesehatan I Nyoman Suratmika, Direktur BRSU Tabanan Nyoman Susila, Asiten II Pemkab Tabanan I I Wayan Miarsana, Kabaghumas I Putu Dian Setiawan.  
 
Usai pertemuan tersebut Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti langsung mengeluarkan surat edaran nomor 524.3/1211/Distan mengenai kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit meningitis streptococcus suis pada babi di Kabupaten Tabanan. SK tersebut berisikan sejumlah poin diantaranya menginformasikan kepada masyarakat khususnya peternak melapor ke UPT peternakan atau dinas pertanian apabila ditemukan babi yang lumpuh, nafsu makan menurun. 
 
Peternak pun diharapkan tidak menjual babi sakit. Sementara, masyarakat dihimbau memasak daging babi sampai matang. Begitu pula dengan pengepul tidak membeli dan memotong babi yang sakit, memperhatikan kebersihan perseorangan, hingga tempat pengolahan serta bahan baku yang akan diolah. [nod/wrt]
Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami