Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Beras Sehat Petani Dibeli Perpadi dengan Harga Dibawah Standar

Jumat, 13 Mei 2016, 02:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

BeritaBali.com, Tabanan. Petani di Tabanan mengadukan nasib ke anggota DPRD Tabanan. Petani mengaku kecewa berat dengan sikap DPC Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi) Tabanan yang membeli beras sehat petani di bawah harga pemerintah. Pemkab Tabanan membeli beras sehat petani via Perpadi seharga Rp 6.000 per kilogram, nyatanya di lapangan Perpadi beli beras sehat setara gabah biasa yakni Rp 4.000 per kilogram.
 
Sumber di DPRD Tabanan mengatakan, petani di Tabanan mengaku kecewa berat dengan DPC Perpadi Tabanan yang tak satya wacana. Dikatakan, sejak beras sehat digulirkan Pemkab Tabanan, DPC Perpadi Tabanan selalu beli sesuai harga yang disepakati yakni Rp 6.000 per kilogram. Namun musim panen tahun ini, Perpadi berulah. Tak mau beli beras sehat sesuai harga kesepakatan pemerintah. “Perpadi justru beli beras sehat yang ditanam secara organik setara harga gabah biasa yakni Rp 4.000 per kilogram,” ungkap sumber di dewan, Kamis (12/5).
 
 Ketua DPRD Tabanan I Ketut ’Boping’ Suryadi saat dihubungi juga mengaku mendapat keluhan dari petani terkait Perpadi yang beli beras sehat tak sesuai kesepakatan. “Harga beras sehat seharga Rp 6.000 per kilogram tapi dibayar Rp 4.000 per kilogram,” ungkap Boping Suryadi. Boping mengatakan segera menggenjot Ranperda Perlindungan Petani. Ranperda ini dibuat untuk menyelamatkan petani agar Perpadi tak memonopoli bahkan mendominasi.
 
Dikatakan, saat ini Subak Lanyah II dan Subak Buulungdaya di Desa Bajera Kecamatan Selemadeg akan panen beras sehat di lahan seluas masing-masing 10 hektare. “Pekaseh, PPL, dan perbekel mendatangi saya mengadukan pembelian beras sehat oleh Perpadi di bawah harga yang diputuskan Pemkab Tabanan,” jelas Boping.  Politisi PDIP asal Desa Bajera ini pun tetap komit membela petani.
 
Ketua DPC Perpadi Tabanan, Anak Agung Made Sukawetan membantah hal itu. Pihaknya membeli beras sehat petani seharga Rp 6000 per kilogramnya. Sedangkan untuk beras konvensional dibeli dengan harga Rp 4000 per kilogramnya. “Kami membeli beras sehat Rp 6000 per kilogram,” bantahnya.  
 
Usir Hama Burung, Petani Jatiluwih Pasang Lelakut
 
Puluhan lelakut ( patung boneka menyerupai manusia ) di pasang petani di kawasan  DTW Jatiluwih khususnya di subak Telabah, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan.
 
Tujuan dipasangnya puluhan lelakut itu  agar burung  tidak  merusak dan memakan buliran  padi petani yang mulai berbuah.  Dipasangnya lelakut ternyata mampu menarik wisatawan yang berjukung ke kawasan Jatiluwih yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
 
Menurut I Ketut Nitya (55) petani setempat, lelakut itu sudah dipasang sejak Rabu (11/5) bertepatan dengan duwasa ayu. Dikatakanya, pemasangan lelakut memang rutin dan wajib dilakukan dikala padi akan mulai mengandung buliran padi. Sebabnya jika tidak dibuatkan lelakut, ribuan burung dengan berbagai jenis akan menghinggapi padi tersebut. Adanya lelakut ini petani merasa terbantu, sebab siang malam burung sedikit memakan karena lelakut tersebut dikira manusia sungguhan. 
 
"Ini sudah dari dulu kami lalukan, caranya memang tradisional, tetapi hasilnya internasional," ujarnya.
 
Adapun burung yang menjadi musuh petani adalah burung Petingan, Perit, dan burung Mayar.
 
Pemasangan lelakut dilakukan secara serentak. Selain Subak Telabah Gede di Desa Jati Luwih terdapat enam subak lagi, diantaranya, subak Besi Kalung, subak Gunung Sari, subak Uma Kayu, Subak Kedamyan, subak Umaya Dwi dan subak Kesambi. Ini secara bersama-sama memasang karena sudah langsung dintruksikan oleh Kelihan Pekaseh setempat. "Kita pasang 70 buah lelakut," ujar Nitya yang sekaligus Asisten Managaer DTW Jatiluwih ini. [bbn/nod] 
logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami